Kairo (ANTARA News) - Dua orang tewas pada Selasa (30/6), saat dua bom dalam mobil yang mereka tumpangi meledak di dekat satu kantor polisi di Kabupaten Enam Oktober di Provinsi Giza, dekat Ibu Kota Mesir, Kairo, demikian laporan kantor berita resmi negeri itu, MENA.

"Kedua pria tersebut, yang sedang mengendarai mobil, terbakar hingga tewas dan tim penjinak bom sedang menyelidiki kendaraan mereka serta memastikan tak ada peledak lain," kata satu sumber keamanan, yang dikutip MENA.

Ledakan itu terjadi sehari setelah terbunuhnya Jaksa Agung Mesir Hesham Barakat dalam satu pemboman mobil di Kairo, dan berbarengan dengan peringatan kedua protes massa 30 Juni, yang mengakibatkan tergulingnya presiden Mohamed Moursi --dari kubu Islam-- pada pertengahan 2013.

Sebagai reaksi atas pembunuhan jaksa senior Mesir, Presiden Abdel-Fattah As-Sisi pada Selasa berikrar akan mengubah prosedur hukum pidana untuk mengadili tersangka lebih cepat dan menjanjikan pembalasan atas kematian Barakat.

Masih pada Selasa, tiga gerilyawan tewas dan 10 lagi ditangkap selama penyerangan di Kota Besar Arish dan Sheikh Zuweid di tempat wisata Mesir, Sinai Utara, kata beberapa sumber keamanan di semenanjung tersebut kepada Xinhua.

Gerilyawan fanatik itu diduga adalah pengikut setia kelompok yang diilhami Al-Qaida dan berpusat di Sinai --Ansar Bayt Al-Maqdis (ABM), yang mengubah namanya menjadi "Negara Sinai" dan menjanjikan kesetiaan kepada kelompok fanatik ISIS.

Kegiatan gerilyawan meningkat di Mesir sejak penggulingan Moursi oleh militer pada Juli 2013 dan setelah penindasan terhadap pengikut setianya sehingga menewaskan lebih dari 1.000 orang dan membuat ribuan orang lagi ditangkap.

Sementara itu, ratusan polisi dan personel militer juga tewas dalam serangan yang dilancarkan oleh gerilyawan fanatik dan kelompok yang mengaku pengikut ISIS sejak penggulingan Moursi.

Di dalam laporan tahunannya yang dikeluarkan pada akhir Mei, Dewan Nasional Mesir bagi Hak Asasi Manusia menyatakan kerusuhan sejak penggulingan Moursi telah mengakibatkan kematian 2.600 orang --700 polisi dan prajurit militer, 550 warga sipil dan 1.200 pendukung serta anggota Ikhwanul Muslimin.
(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015