Medan (ANTARA News) - Ahmad Fahri (34), pekerja bangunan, selamat dari tragedi jatuhnya pesawat Hercules C 130 milik TNI AU di Jalan Jamin Ginting, Kecamatan Medan Tuntungan.

Ditemui di Ruang R B2B Rindu B RSUP Adam Malik Medan, Rabu, korban masih terbaring lemas setelah menjalani operasi tulang kaki dan rusuknya yang patah akibat salah satu kecelakaan udara terburuk di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini.

Kondisinya cukup stabil, meski jarum infus masih menempel pada lengannya, sedangkan bengkak pada mata kananya sedikit menyulitkannya dalam membuka mata. Fahri sama sekali belum mau berbicara.

Beberapa kerabatnya berdatangan menjenguknya, termasuk istri, kakak dan ayahnya.

Menurut kakak korban, Jasaruddin (36), pada saat kejadian, Selasa siang sekitar pukul 12.00 WIB, Fahri sedang mencat menara lantai empat di perumahan Royal Gardenia, Jalan Jamin Ginting.

Korban masih sempat melihat pesawat datang mengarah ke perumahan tempat dia bekerja. Dia tidak sempat menyelamatkan diri begitu pesawat jatuh itu dengan cepat menyapu perumahan itu.

Begitu pesawat menghantam bangunan, Ahmad Fahri dan seorang temannya langsung terpental dan jatuh dari lantai empat.

Beruntung saat jatuh, dia cukup jauh dari reruntuhan bangunan dan puing pesawat sehingga tidak menimpa tubuhnya dan luka-luka yang dideritanya pun tidak terlalu parah.

Namun dia mengalami patah tulang kaki kanan dan tulang rusuk.

"Karena tidak tertimbun puing, adik saya ini cepat dapat ditolong dan segera dilarikan ke RS Adam Malik. Tapi temannya satu profesi sampai sekarang saya dengar belum ditemukan karena tertimbun puing," kata Jasarudin.

Jasarudin menyatakan tidak mengetahui persis biaya perawatan Fahri selama dirawat RSUP Adam Malik, namun dia mendengar informasi bahwa semua biaya perawatan ditanggung pemerintah.

"Kami tentunya sangat berharap semua biaya ditanggung pemerintah," kata dia memberi penekanan.



Pewarta: Juraidi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015