Anak saya yang paling besar tetap ingin menjadi tentara seperti almarhum ayahnya. Saya akan dukung cita-citanya kalau bisa dia nanti harus menjadi komandan,"
Pekanbaru (ANTARA News) - Keluarga dari Serda Sugiyanto, anggota Batalion 462 Korps Pasukan Khas TNI AU yang gugur dalam jatuhnya pesawat C-130B Hercules A-1310 di Kota Medan, menerima ikhlas musibah itu, bahkan anak sulung almarhum bertekad meneruskan cita-citanya menjadi tentara seperti ayahnya.

"Anak saya yang paling besar tetap ingin menjadi tentara seperti almarhum ayahnya. Saya akan dukung cita-citanya kalau bisa dia nanti harus menjadi komandan," kata isteri almarhum, Rahmi Maulia, kepada Antara di Pekanbaru, Rabu malam.

Tiga jenazah anggota Paskhas telah tiba di Lanud Roesmin Nurjadi, Pekanbaru, dari Kota Medan menggunakan pesawat CN-295 pukul 18.40 WIB. Para almarhum tersebut adalah Kopda Eria Ageng yang rencananya akan dimakamkan di Taman Makam Bahagia di Pekanbaru khusus untuk anggota TNI-Polri, Serda Sugianto akan dimakamkan di TPU Kertama, sedangkan Pratu Rudi Haryono akan dimakamkan di Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti.

Almarhum Serda Sugiyanto meninggal pada usia 36 tahun, meninggalkan seorang isteri dan dua orang anak, yakni Irfan Raditya Ginanto yang berumur lima tahun dan Anindya Raditya yang masih berusia sembilan bulan. Jenazah Serda Sugiyanto disemayamkan di rumahnya yang sederhana di Jalan Guru No.239 Kelurahan Sidomulyo Timur, Pekanbaru.

Rumah duka terlihat ramai didatangi pihak keluarga, tetangga hingga rekan sejawat almarhum di Paskhas. Turut hadir di rumah duka Komandan Batalyon Komando 462 Paskhas TNI AU Letkol Psk Solihin, dan Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Kol Pnb Khairil Lubis.

Isteri almarhum, Rahmi Maulia, menuturkan pihak keluarga sudah ikhlas atas kepergian Serda Sugiyanto yang gugur saat menunaikan tugasnya. Ia merasa bangga memiliki sosok suami yang setia dan pekerja keras untuk mengabdi sebagai prajurit serta sebagai tulang punggung keluarga.

"Saya bangga sebagai isterinya, saya bangga dia menjadi ayah dari anak-anak saya. Dia tidak pernah mengeluh setiap mengerjakan tugas dari komandannya," tutur Rahmi.

Irfan Raditya, putra almarhum, juga terlihat tidak bersedih ketika mengetahui ayahnya telah meninggal dunia. Beberapa kali bocah itu menghampiri peti jenazah untuk memandangi foto ayahnya. Rahmi mengatakan dirinya terus memberikan pengertian kepada anak-anaknya untuk mengikhlaskan kepergian ayahnya itu untuk selama-lamanya.

"Saya berkata kepada anak saya bahwa Papa (Serda Sugiyanto) telah meninggal dunia, mau ke surga. Mas, mau rumah Papa di surga besar atau kecil, kalau mau yang besar bacalah doa untuk Papa," kata Rahmi mengulang pesan untuk anak-anaknya.

Ada 10 anggota Batalyon Komando 462 Paskhas dari Pekanbaru yang meninggal dalam insiden jatuhnya pesawat Hercules A-1310 di Kota Medan, Sumatera Utara pada Selasa lalu (30/6). Nama-nama korban dari anggota Paskhas yang meninggal dunia antara lain Sertu Irian Sili, Serda Sugiyanto, Kopda Mujiman, Kopda Saryanto, Kopda Dani Setyo Wahyudi, Kopda Eria Ageng, Pratu Sepridoni, Pratu Warsianto, Pratu Rudi Haryono, Pratu Ardianto Wibowo.

Mereka sejatinya akan bertugas mengawal objek vital di Satuan Radar 213 Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau. Namun, hanya tiga yang dievakuasi ke Pekanbaru, sedangkan sisanya ke daerah lain sesuai dengan permintaan pihak keluarga.

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015