Brussels (ANTARA News) - Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras bersumpah untuk tetap menggelar referendum bailout yang kontroversial itu padahal para pemimpin Uni Eropa mengancam tak akan lagi mengutangi Yunani jika referendum dilakukan.

Beberapa jam setelah Yunani dinyatakan menjadi negara maju pertama yang dinyatakan default (gagal bayar) oleh Dana Moneter Internasional (IMF), pemimpin sayap kiri Yunani itu berbicara dalam siaran langsung televisi untuk mendesak rakyatnya mengatakan "Tidak" kepada tuntatan kreditor-kreditor asing.

Tsipras menegaskan suara "Tidak" ini tidak akan membuat Yunani berpisah dari Uni Eropa kendati para pemimpin Uni Eropa mengancam mengeluarkan Yunani dari blok itu seandainya referendum dilakukan.

"Datanglah Senin, pemerintah Yunani akan berada di meja negosiasi setelah referendum yang adalah lebih baik bagi rakyat Yunani," kata Tsipras yang berdiri di antara bendera Yunani dan bendera Uni Eropa.

Pernyataan dia disampaikan setelah Yunani mengajukan proposal bailout ketiga pada menit-menit terakhir senilai hampir 30 miliar euro, menyusul dua program penyelamatan senilai 240 miliar euro yang diterima Athena sejak 2010.

Para menteri keuangan zona Eropa yang frustasi, sepakat Rabu lalu untuk menunggu sampai setelah referendum bailout diselenggarakan, sebelum menggelar apa pun kesepakatan. Mereka berkata tidak ada alasan untuk melakukan pembicaraan lebih jauh.

Uni Eropa menganggap suara "Tidak" adalah langkah berisiko ke arah keluarnya Yunani dari zona euro dan menjadi awal bagi krisis hebat pada blok ekonomi Eropa itu.

Di jalan-jalan Yunani, suasana kacau menyelimuti, manakala hampir 1.000 bank beroperasi lagi Rabu kemarin untuk melayani para pensiunan dalam mendapatkan akses dana setelah beberapa hari kontrol modal diberlakukan untuk membatasi penarikan dana tunai.

"Saya telah bekerja selama 50 tahun di laut dan kini saya menjadi pengemis untuk mendapatkan 120 euro," kata seorang pensiunan di Athena. "Saya tak punya uang untuk mengobati istri saya yang harus dioperasi dan sakit."

Menjelang referendum bailout, jajak pendapat Rabu kemarin menunjukkan 46 persen akan mengatakan "tidak" untuk bailout, 37 persen "ya", dan 17 persen belum bersikap, demikian AFP.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015