Bandung (ANTARA News) - Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman RI Indroyono Soesilo meraih penghargaan "Ganesha Prajamanggala Bakti Adi Utama", dari Institut Teknologi Bandung (ITB) di Bandung, Jumat, karena dinilai telah memberikan kontribusi bagi pembangunan bangsa dan perguruan tinggi tersebut.

"Untuk saya, (penghargaan) ini sebuah kehormatan. Saya keluar dari ruangan ini pada Maret 79, saya lulus. Selama 36 tahun saya mengabdi di berbagai bidang di dalam dan luar negeri dan sekarang di beri penghargaan oleh ITB, ini sebuah kehormatan," kata Indroyono Soesilo.

Menurut dia, ITB sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia adalah salah satu "benteng" dari ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya ilmu teknik yang telah menghasilkan lulusan-lulusan terbaik yang telah memberikan sumbangsih pemikirannya untuk pembangunan bangsa ini seperti Soekarno.

"Dan perguruan tinggi selalu membawa asas-asas, karakter-karakter, mental, harus datang dari perguruan tinggi. Hari ini ITB memperingati ulang tahun yang ke-95 dan ketika saya menerima penghargaan ini, Bung Karno ada di sini," kata dia.

Pada kesempatan tersebut Indroyono diberi kesempatan untuk menyampaikan orasi ilmiah berjudul "Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Kemaritiman Indonesia", dalam rangka HUT Ke-95 ITB di Aula Barat kampus tersebut.

Dalam orasinya ia mengatakan Indonesia kaya akan potensi lautnya. Dewasa ini bangsa Indonesia tengah membangun diri menjadi bangsa maritim dengan semangat dan budaya bahari. Hal itu harus dilakukan melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Dan tanpa adanya iptek, laut hanyalah hamparan air yang berwarna biru. Namun dengan iptek dan inovasi, melalui wahana laut dapat dibangun sistem transportasi laut modern. Juga dapat dikembangkan industri perikanan dengan sistem rantai dingin yang mutakhir," kata dia.

Salah satu pembangunan di bidang kemaritiman, kata dia, ialah pembangunan National Maritime Techno Park di Penajam, Kabupaten Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, yang menjadi salah satu wahana guna mewujudkan Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia dengan sarana pangkalan modern bagi kapal-kapal riset Indonesia serta pembangunan laboratorium canggih.

"Pada awal implementasinya, National Maritime Techno Park di Penajam akan digunakan untuk mendukung pengembangan industri migas lepas pantai di Kalimantan Timur, khususnya dan Indonesia pada umumnya," kata dia.

Selain itu, budaya bangsa bahari terus dikembangkan khususnya bagi generasi muda.

Ekspedisi Nusantara Jaya 2015 berlangsung selama sebulan pada Juni 2015 mengerahkan 88 kapal terdiri dari kapal perang TNI AL, kapal rumah sakit, kapal perintis, menyinggahi 540 pelabuhan di kawasan Indonesia Timur dalam rangka uji coba sistem logistik nasional dengan menggelar pasar murah, bakti sosial, bakti kesekatan dan membawa sekitar 3.000 pemuda ke seluruh Indonesia untuk berlayar menyambangi pulau-pulau terdepan NKRI.

Ia menuturkan, sebanyak 250 taruna terdiri taruna Akademi Angkatan Laut, taruna Sekolah Tinggi Perikanan dan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran pada 30 April berangkat dari Surabaya menuju Genoa, Italia.

Mereka bertolak menggunakan kapal perang TNI AL jenis Landing Platform Dock buata PT PAL-Surabaya, KRI Banjarmasin 592, dalam rangka praktik berlaya sekaligus berpantisipasi dalam World Ocean Day 2015 di World Expo Milano 2015 pada 7-10 Juni 2015 lalu.

"Inilah kesempatan bagi generasi muda bangsa Inodnesia untuk tampul di panggung dunia guna memperkenakan Indonesia sesebagai Poros Maritim Dunia," kata dia.

Dikatakan dia, kesemuanya itu menunjukkan bahwa sumber daya manusia Indonesia yang handal dibutuhkan dalam pembangunan kemaritiman Indonesia.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015