Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Jumat sore bergerak menguat 20 poin menjadi 13.305 per dolar AS dibandingkan posisi penutupan pada hari sebelumnya 13.325 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova mengatakan bahwa proyek infrastruktur di dalam negeri yang mulai bergerak akan menjadi salah satu penopang bagi pertumbuhan ekonomi kedepan, situasi itu yang menjadi salah satu penopang bagi rupiah.

"Beberapa proyek infrastruktur yang mulai jalan ditambah dengan adanya kebijakan Bank Indonesia yang melonggarkan aturan pemberian kredit diharapkan menjaga ekonomi domestik," katanya.

Ia mengemukakan bahwa BI kembali melonggarkan kebijakan makroprudensial melalui penyesuaian kebijkan Giro Wajib Minimum (GWM). Bank Indonesia juga memperlonggar batas atas Loan to Funding Ratio (LFR) hingga menjadi 94 persen bagi bank yang sudah memenuhi pencapaian tertentu Kredit UMKM dengan kualitas kredit yang baik.

"Kebijakan GWM diharapkan dapat mendorong penyaluran kredit terutama ke sektor produktif sebagai upaya untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi," katanya.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa kekhawatiran pelaku pasar bahwa referendum pada 5 Juli nanti akan berujung pada penolakan proposal mulai mereda, situasi itu menopang mata uang euro dan mayoritas mata uang dunia terhadap dolar AS.

"Dolar AS cenderung melemah dipicu oleh memburuknya angka pertambahan tenaga kerja non-pertanian serta naiknya klaim pengangguran Amerika Serikat," katanya.

Menurut Kurs Tengah Bank Indonesia, rupiah berada pada 13.316, lebih baik dari posisi sebelumnya13.337 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015