Imbauan ini bertujuan untuk antisipasi terjadinya aksi kriminalitas kepada para pemudik dengan sasaran pemudik yang menggunakan perhiasan, khususnya yang mencolok,"
Sukabumi (ANTARA News) - Kapolres Sukabumi Kota, AKBP Diki Budiman mengimbau pemudik yang akan pulang ke kampung halamannya maupun keluar dari Sukabumi, Jawa Barat, tidak menggunakan perhiasan.

"Imbauan ini bertujuan untuk antisipasi terjadinya aksi kriminalitas kepada para pemudik dengan sasaran pemudik yang menggunakan perhiasan, khususnya yang mencolok," katanya di Sukabumi, Jumat.

Menurut dia, dengan menggunakan perhiasan yang mencolok akan menjadi pusat perhatian orang lain khususnya pelaku kejahatan. Ada berbagai cara atau modus yang dilakukan pelaku, seperti hipnotis, menjambret hingga memberikan obat bius kepada pemudik yang lengah atau kelelahan dalam perjalanannya.

Selain itu, pemudik juga diminta menyimpan barang berharganya seperti uang di tempat yang tidak mudah dijangkau oleh orang lain atau kondisinya selalu terjaga, seperti tidak menyimpan dompet di saku belakang atau tas yang mudah dibobol pencuri. Karena, pencuri mengincar barang berharga yang mudah dijangkaunya.

"Kami juga sudah menyiagakan anggota untuk berjaga di lokasi rawan tindak kriminalitas khususnya terminal yang merupakan tempat berkumpulnya pemudik," tambahnya.

Di sisi lain, Diki juga mengimbau kepada pemudik agar tidak berkomunikasi dengan intens kepada orang yang baru dikenalnya, serta menolak pemberian baik makanan maupun minuman yang diberikan oleh orang yang baru dikenalnya antisipasi terjadinya aksi pembiusan. Sehingga dengan cara ini korbannya tidak akan sadarkan diri saat pelaku menguras harta bendanya.

Kemudian, pemudik juga agar tidak membawa barang bawaan di atas kemampuan, sehingga pemudik sulit untuk bergerak. Lebih baik barang untuk mudik itu dipaketkan melalui jasa pengiriman barang, dengan tujuan untuk mempermudah saat melakukan perjalanan. "Kami akan memantau setiap pemudik untuk menjamin keamanan dan kenyamanannya," katanya. 

Pewarta: Aditya A Rohman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015