Penghancuran oleh mereka adalah upaya memutus kaitan antara manusia dengan sejarahnya, untuk mencabut manusia dari akar budayanya agar bisa lebih bebas memperbudak manusia
Paris (ANTARA News) - UNESCO mengutuk penghancuran peninggalan kuno kota Palmyra di Suriah oleh ISIS yang disebutnya sebagai upaya mencabut manusia dari akarnya untuk lebih mudah memperbudaknya.

"Penghancuran benda-benda bersejarah situs Palmyra terbaru ini menunjukkan kebrutalan dan ketakpedulian kelompok ekstremis ini serta ketidakhormatan mereka kepada masyarakat setempat dan rakyat Suriah," kata Irina Bokova, Direktur Jenderal UNESCO.

Di antara benda bersejarah yang dihancurkan adalah Patung Singa Athena yang dihancurkan Sabtu lalu.

Patung ini ditemukan pada 1977 oleh misi arkeologis Polandia di Kuil Al-Lat, dewa Arab pra-Islam dari abad pertama Sebelum Masehi.

Bokova juga mengungkapkan kemarahannya atas penghancuran makam kuno Palmyra yang menjadi situs Warisan Dunia UNESCO, pada 21 Mei lalu oleh ISIS.

"Penghancuran oleh mereka adalah upaya baru memutus kaitan antara manusia dengan sejarahnya, untuk mencabut manusia dari akar budayanya agar bisa lebih bebas memperbudak manusia," kata Bokova.

Dia mendesak aksi untuk melawan "manipulasi agama", demikian AFP.




Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015