Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian mengusung strategi ganda yaitu ofensif dan defensif untuk memenangi persaingan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang berlaku pada akhir 2015.

"Selain itu, kami juga fokus pada penumbuhan wirausaha industri melalui pelatihan wirausaha baru dan bantuan start up capital," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin melalui siaran pers di Jakarta, Minggu.

Menperin mengatakan, strategi ofensif dilakukan dengan membangun pusat pendidikan dan pelatihan industri.

Implementasi yang dilakukan berkaitan dengan penguatan sektor Industri Kecil Menengah (IKM) antara lain Pemberian insentif bagi IKM melalui program restrukturisasi mesin dan peralatan.

Sementara itu, strategi defensif dilakukan dengan konsentrasi pada penyusunan Standar Nasional Indonesia untuk produk-produk manufaktur.

Menurutnya, saat ini sudah tersusun 50 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) sektor industri serta 25 Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan Tempat Uji Kompetensi (TUK). Secara progresif diupayakan penambahan 15 SKKNI dan 10 LSP sektor industri setiap tahunnya, diutamakan bidang industri prioritas.

Menperin juga menekankan pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) yang termasuk dalam program ofensif.

Antara lain, dilakukan dengan memberi fasilitas akses permodalan bagi IKM melalui Kredit Usaha Rakyat, Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL), Modal Ventura dan Corporate Service of Responsibility (CSR).  Menurut data BPS, hingga 2013, jumlah unit usaha IKM mencapai 3,4 juta unit dan menyerap 9,7 juta orang tenaga kerja. Angka itu bakal ditingkatkan lagi melalui percepatan pertumbuhan wira usaha.

Akselerasi itu menyasar penumbuhan wirausaha industri di daerah tertinggal dan daerah potensial, program Beasiswa Penumbuhan Wirausaha Industri yang bekerjasama dengan lembaga pendidikan dan lembaga keagamaan.

Menperin juga menegaskan optimismenya terkait kinerja industri tahun ini, yang merujuk pada pertumbuhan Industri non migas pada triwulan I tahun 2015 sebesar 5,21persen yang  lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi tahun 2015 yaitu sebesar 4,71 persen.

Sementara, ekspor produk industri hingga Februari tahun 2015 sebesar USD 17,57 miliar yang memberi kontribusi sebesar 69,16 persen dari total ekspor nasional yang sebesar  USD 25,41 miliar.

Sedangkan impor produk industri s.d Februari tahun 2015 sebesar 18,65 miliar dollar AS turun sebesar 7,13 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2014 sebesar 20,08 miliar dollar AS.

Menurut data Badan Koordinasi Penanaman modal (BKPM) total investasi yang masuk pada triwulan I pada tahun 2015 mencapai 20,32 juta dollar AS.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015