Jakarta (ANTARA News) - Kemajuan industri otomotif nasional sangat membutuhkan penopang yang kuat berupa industri komponen di sekitarnya, demikian disampaikan Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan.

“Industri komponen di dalam negeri harus kuat, sehingga tidak akan banyak impornya. Hal tersebut dapat mendorong peta jalan industri otomotif," ujarnya dalam Forum Group Discussion dan Eksibisi Komponen di Jakarta, Senin.

Selain itu, lanjut Putu, kuatnya industri komponen dapat mendorong pencapaikan target produksi mobil sebanyak 2,5 juta unit pada 2020.

Oleh karena itu, Dirjen IKM Euis Saedah menambahkan, Kemenperin telah memfasilitasi IKM komponen masuk dalam sistem global value chain.

Hal tersebut dilakukan melalui peningkatan penguasaan teknologi maju serta meningkatkan penerapan sistem manajemen mutu dan fasilitasi untuk sertifikasi.

”Tantangan yang dihadapi IKM komponen agar dapat bersaing ialah berupa peningkatan kualitas dan ketersediaan bahan baku dalam negeri, kompetensi SDM, peningkatan teknologi dan standarisasi, serta perluasan akses pasar,” ujarnya.

Menurut Euis, hingga Juli 2015, terdapat 70 IKM komponen di Indonesia yang terdaftar dalam Koperasi Industri Komponen (KIKO), 60 persennya masih melakukan produksi, 33 persennya dalam kondisi "tiarap" dan 7 persennya mati suri.

"Tiarap maksudnya mereka lebih baik diam dulu atau wait and see, daripada bikin top cost, nantinya dijual rugi. Kalau mati suri ya berhenti berproduksi. Meskipun saat ini utilisasinya masih 80 persen," kata Euis.

Menurut dia, kondisi demikian merupakan dampak dari semakin mahalnya biaya produksi, meningkatnya harga gas dan listrik, serta beberapa bahan baku yang masih impor, sedangkan dollar semakin menguat. 

Ke depan, Euis berencana membuka jaringan antara IKM komponen dan Original Equipment for Manufacturer (OEM) serta Replacement Market (REM).

"Sebetulnya itu klasik, namun kami juga akan berupaya membangun sentra industri untuk IKM komponen agar pasokan bahan baku lebih terjamin," ujar Euis.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015