Sydney, Australia (ANTARA News) - Kelompok oposisi Australia bertemu dengan pemimpin Suku Aborigin pada Senin (6/7) untuk membahas perbaikan konstitusi agar negara mengakui suku Aborigin sebagai penduduk asli pertama di Australia.

Sebelumnya, Perdana Menteri Tony Abbott mengatakan ia akan berusaha keras untuk memperbarui dokumen yang ditulis lebih dari satu abad lalu yang gagal menyebutkan orang-orang Aborigin dan Torres Strait Islander sebagai penduduk asli di Australia.

"Tugas dan misi kami adalah untuk memperbaiki ketiadaan tentang Aborigin dalam konstitusi. Itu harus dilakukan," kata Abbot dalam pertemuan dengan para pemimpin politik dan adat di kediamannya di kawasan Kirribilli, New South Wales, pada Minggu (5/7).

Namun, Abbot juga berharap suku Aborigin dapat menjadi bagian atau keluarga besar di negaranya.

Pemimpin oposisi dari Partai Buruh Bill Shorten juga dipanggil bersama dengan 40 pemimpin adat untuk melakukan perubahan tersebut.

"Usaha itu harus dilakukan sampai orang-orang Aborigin dan Torres Strait Islander terdaftar di akte kelahiran bangsa kita," kata Bill kepada wartawan, Senin (6/7).

Dukungan untuk mengakui suku Aborigin juga mengalir dari jajak pendapat nasional yang diselenggarakan oleh Fairfax Ipsos yang diterbitkan dalam surat kabar The Sydney Morning Herald pada Senin (6/7) di mana 85 persen warga mendukungnya. Sementara itu, hanya 11 persen warga yang menentang usulan tersebut.

Sebelumnya, anggota parlemen Australia telah mengakui secara resmi suku Aborigin sebagai penduduk pertama di negara itu pada 2013, namun ada perdebatan tentang bagaimana kata-kata konstitusi harus diubah.

"Masyarakat Aborigin tidak ingin hanya beberapa perubahan simbolik tetapi kami perlu untuk melakukan sesuatu yang sedikit lebih besar," kata Ketua Pelaksana Dewan Tanah di Northern Territory Joe Morrison kepada Australian Broadcasting Corporation.

Selain itu beberapa dari masyarakat Aborigin dan Torres Strait Islander juga menginginkan larangan yang jelas tentang rasisme masuk ke dalam konstitusi.

Namun, seorang pemimpin adat Noel Pearson berpendapat sebaliknya, ia menginginkan untuk perwakilan Aborigin dan Torres Strait Islander dapat diberikan suara dalam undang-undang yang mempengaruhi kehidupan mereka.

"Saya pikir banyak manfaat yang akan mengalir dari pengakuan simbolik tersebut jika kita mendapatkan model yang tepat," kata Pearson, yang berasal dari Cape York, suatu daerah di timur laut Australia itu.

Abbott telah memberikan prioritas untuk meningkatkan kehidupan penduduk asli Australia yang secara signifikan memiliki harapan hidup lebih rendah dari pada warga lainnya di negeri ini karena banyak hidup di daerah terpencil dan miskin.

Ia mengatakan akan menghabiskan waktu dalam seminggu untuk menjalankan usahanya tersebut ke beberapa daerah adat antara lain ke Torres Strait Islands and Northern Peninsula yang berada di ujung utara Australia pada Agustus mendatang.

Suku Aborigin diyakini berjumlah sekitar satu juta orang ketika Inggris mengakhiri masa tugasnya di Australia pada 1788. Namun saat ini diperkirakan jumlah mereka hanya 470 ribu dari 23 juta total populasi penduduk Australia, demikian AFP.

(Uu.B020)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015