PBB, New York (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Selasa (7/7) mengutuk keras serangan Boko Haram, yang secara sengaja dilancarkan terhadap orang yang sedang shalat selama bulan suci Ramadhan di bagian timur-laut Nigeria.

Lebih dari 100 orang tewas dalam gelombang terkini serangan Boko Haram terhadap tiga kota kecil di Negara Bagian Borno di bagian timur-laut Nigeria sejak akhir Juni, demikian laporan Xinhua.

Pada Ahad (5/7), enam orang tewas dalam satu serangan bom bunuh diri terhadap tempat ibadah di Potiskum, Kota Kecil Komersial di Negara Bagian Yobe, Nigeria Timur-laut.

"Sekretaris Jenderal kembali mengulangi seruannya untuk mendukung operasi Pasukan Tugas Khusus Gabungan Multinasional (MNJTF) melalui ketentuan sumber daya politik, logistik dan keuangan dan keahlian yang diperlukan, sejalan dengan hukum pengungsi, hak asasi manusia dan kemanusiaan internasional," demikian isi pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicara Ban.

Pada Senin (6/7), 44 orang tewas dalam dua ledakan bom di Jos, kota di bagian tengah Nigeria, kata badan bantuan utama Nigeria, setelah kekerasan berdarah selama sepekan dan Boko Haram dituding berada di belakangnya.

"Untuk saat ini kami mencatat ada 44 mayat dan 47 korban cedera dari lokasi dua serangan itu," kata Mohammed Abdulsalam dari Badan Manajemen Darurat Nasional (NEMA).

Sebelumnya, polisi di provinsi Plateau --yang beribukotakan Jos-- mengatakan setidaknya 18 orang tewas dalam serangan pada Ahad malam di sebuah pusat perbelanjaan dan di dekat masjid ternama.

Boko Haram meningkatkan serangannya di Nigeria utara sejak pelantikan Presiden Muhammadu Buhari pada 29 Mei, dengan serangkaian serbuan, ledakan dan pengeboman bunuh diri.

Boko Haram, yang telah menjadi anaman keamanan utama di Nigeria sejak 2009, berusaha memasukkan Hukum Syariah ke dalam Undang-Undang Dasar Nigeria. Kelompok itu sejauh ini telah menewaskan lebih dari 13.000 orang dan membuat lebih dari satu juta orang lagi meninggalkan tempat tinggal mereka melalui berbagai serangan bersenjata di negeri tersebut.
(C003)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015