Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani memastikan bahwa minat maupun realisasi investasi  yang masuk ke Indonesia tidak akan terpengaruh oleh ekonomi Tanah Air yang sedang melambat.

"Saya yakin pelambatan ekonomi tidak akan berimbas ke investasi," katanya dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat.

Franky mengatakan berdasarkan catatan BKPM, minat investasi tumbuh sekitar 14 persen melalui peningkatan pengajuan izin prinsip.

Ia menambahkan, sebanyak 54 dari 100 proyek investasi yang masuk tahap konstruksi menyatakan tetap melanjutkan investasinya di Indonesia.

"Tidak ada satupun yang menunda atau membatalkan, justru yang sedang dalam tahap konstruksi ini ingin melakukan percepatan," katanya.

Lebih rinci, Franky mengatakan 54 proyek investasi senilai 13,62 miliar dolar AS itu memberikan dampak ekonomi seperti peningkatan ekspor, penghematan devisa dari penurunan nilai impor, penyerapan tenaga kerja, hingga listrik yang dihasilkan.

Dampak ekonomi itu di antaranya adanya potensi ekspor sebesar 3,33 miliar dolar AS per tahun serta penghematan devisa karena berkurangnya impor sebesar 1,15 miliar dolar AS per tahun dari tiga proyek yang sedang konstruksi.

Ia juga menambahkan ada tambahan kapasitas listrik yang bisa dimanfaatkan untuk masyarakat sebanyak 2.898 MW dari total 3.748,7 MW yang diproyeksikan akan dibangun. Ada pun sisa 850,7 MW dipakai untuk kebutuhan perusahaan.

"Dampak lainnya yang dirasakan masyarakat adalah penyerapan tenaga kerja langsung sebanyak 43.444 orang. Dengan asumsi adanya multiplier effect empat kali lipat, berarti tercipta sekitar 160.000 tenaga kerja langsung dari proyek investasi tersebut," katanya.

BKPM saat ini sedang melakukan pemantauan 100 proyek investasi yang sedang memasuki tahap konstruksi. Dari 54 proyek yang telah selesai dipantau dan dikaji, ada dua proyek investasi yang sudah terealisasi (tahap produksi komersial) dengan nilai investasi sebesar 705,52 juta dolar AS

Kedua proyek tersebut berasal dari sektor industri hilir pertambangan senilai 635 juta dolar AS dan industri komponen otomotif  senilai 70,52 juta dolar AS.

Sementara itu, 52 proyek lainnya masih dalam tahap konstruksi dengan nilai investasi sebesar 12,91 miliar dolar AS.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015