Jakarta (ANTARA News) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan takbir keliling untuk merayakan hari raya Idul Fitri jangan sampai berubah hura-hura.

"Takbir keliling antarkampung itu bagus Sekali. Sebetulnya pada saat mereka merayakan kemenangan Idul Fitri memang Quran menyebutkan bertakbirlah, tapi jangan sampai hura-hura," kata Mensos di Jakarta, Rabu.

Khofifah menerangkan hura-hura sebagai beronvoi di jalan raya tanpa mengindahkan aturan berlalulintas sehingga menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan misalnya kecelakaan, atau dengan membakar kembang api dan petasan yang mengganggu ketenangan bahkan bisa menyebabkan kebakaran.

Maka kalau mereka bertakbir keliling kampung atau di masjid-masjid sebetulnya sangat membahagiakan, karena merayakan kemenangan itu antara lain dengan bertakbir, tambahnya.

"Kalau misalnya takbir keliling dilakukan dalam format yang lebih memberikan proteksi terhadap semua pihak, saya rasa tetap pada koridor yang dimungkinkan. Tapi saya kira kalau misalnya diikuti dengan hura-hura jangan dilakukan," kata Khofifah.

Sejumlah daerah seperti Depok dan Samarinda melarang warganya menggelar takbir keliling.

"Pelaksanaan takbir keliling pada beberapa waktu sebelumnya yang dilakukan oleh warga terutama para remaja, banyak tidak berdasarkan pada kaidah Islam. Bahkan, ada simpatisan takbir keliling yang tengah mabuk akibat minuman keras," kata Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Pemkot Samarinda Syahruddin.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015