Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terjadi sejak tahun lalu masih dalam batas wajar dan bisa diantisipasi oleh Bank Indonesia.

"Naik turunnya rupiah selama masih dalam batas wajar, saya pikir tidak akan menjadi masalah yang besar," katanya di Jakarta, Kamis.

Sofyan memastikan Bank Indonesia terus melakukan pengawasan secara mendetail terhadap pergerakan nilai tukar rupiah yang bertahan pada level Rp13.000-an per dolar AS dan situasi saat ini masih belum dalam kondisi mengkhawatirkan.

Ia mengatakan rupiah memang cenderung undervalued akibat terus-terusan melemah terhadap dolar AS, apalagi pergerakan mata uang dunia saat ini sedang terpengaruh oleh penguatan dolar AS akibat membaiknya perekonomian Amerika Serikat.

"Meskipun banyak yang mengatakan nilai rupiah undervalued, ini terjadi karena banyak faktor ketidakpastian, misalnya Yunani ternyata belum tuntas juga dan kondisi ekonomi di AS ikut memengaruhi pergerakan mata uang dunia," katanya.

Sofyan memastikan pemerintah ikut membantu Bank Indonesia dalam memantau pergerakan rupiah dalam batas yang acceptable dengan memperbaiki kinerja neraca transaksi berjalan agar fundamental ekonomi tetap terjaga.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis pagi, bergerak melemah menjadi Rp13.389 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah bergerak melemah setelah sempat stagnan pada awal perdagangan, dolar AS kembali terapresiasi di pasar valas domestik menyusul beberapa indikator perekonomian domestik relatif masih melambat," kata Kepala Riset NK Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada.

Ia mengemukakan bahwa proyeksi Bank Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2015 mendekati angka realisasi pertumbuhan ekonomi pada triwulan I yaitu 4,71 persen menunjukkan perekonomian domestik masih melambat.

Namun, Reza mengharapkan pada semester II-2015 perekonomian domestik mulai membaik menyusul akan gencarnya penyerapan belanja modal pemerintah dalam rangka mendorong pembangunan infrastruktur.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015