Sumenep (ANTARA News) - Operasional Bandara Trunojoyo Sumenep, Pulau Madura, Jawa Timur, Kamis, dihentikan untuk sementara waktu akibat abu vulkanis Gunung Raung (3.332 mdpl).

"Abu vulkanis Gunung Raung mengguyur jalur penerbangan yang akan ke Bandara Trunojoyo, yakni Surabaya-Sumenep maupun Sumenep-Jember," ujar Kepala Unit Penyelenggara Bandara Kelas III Trunojoyo Sumenep, Wahyu Siswono di Sumenep, Kamis.

Penghentian operasional Bandara Trunojoyo untuk sementara waktu itu, kata dia, sesuai "Notice to Airmen" (Notam) dari Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Airnav Indonesia) yang diterimanya pada Kamis ini.

"Operasional Bandara Trunojoyo dihentikan untuk sementara waktu pada Kamis ini sejak pukul 05.30 WIB hingga pukul 17.00 WIB," ucapnya.

Kondisi tersebut membuat jadwal penerbangan perintis oleh pesawat milik PT Susi Air tertunda secara keseluruhan, yakni Surabaya-Sumenep, Sumenep-Jember, Jember-Sumenep, dan Sumenep-Surabaya.

"Penghentian operasional Bandara Trunojoyo yang mengakibatkan jadwal penerbangan perintis pada Kamis ini tertunda demi keselamatan penerbangan," kata Wahyu.

Ia menjelaskan, sesuai laporan dari stafnya, sebenarnya ada calon pengguna jasa pesawat perintis pada jadwal penerbangan Kamis ini melalui Bandara Trunojoyo.

"Namun, kami langsung meminta maaf pada calon penumpang tersebut dan memberitahukan tentang adanya penghentian operasional Bandara Trunojoyo untuk sementara waktu," ujarnya.

Wahyu menjelaskan, jadwal penerbangan pesawat perintis di Bandara Trunojoyo sebanyak dua kali dalam sepekan, yakni setiap Kamis dan Jumat.

"Untuk jadwal penerbangan pada Jumat (24/7), kami masih menunggu perkembangan lebih lanjut dari Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Airnav Indonesia). Kalau dinyatakan tidak ada gangguan abu vulkanis, tentunya akan ada penerbangan," tuturnya.

Ia juga mengemukakan, penghentian operasional Bandara Trunojoyo untuk sementara waktu kali ini merupakan yang ketiga kalinya sejak erupsi Gunung Raung.

Pewarta: Abd Aziz
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015