Trenggalek (ANTARA News) - Sebuah balon udara atau balon asap berukuran besar yang dilepas warga saat perayaan Lebaran Ketupat di Trenggalek, Jawa Timur, jatuh mengenai jaringan PLN sehingga aliran listrik setempat padam selama beberapa jam.

"Ada satu balon udara yang jatuh tepat di atas jaringan kabel listrik PLN di wilayah Durenan sehingga terjadi korsleting dan aliran energinya terputus beberapa saat," kata Kepala PLN Unit Pelayanan Jaringan Trenggalek, Tarwoko di Trenggalek, Jumat.

Meski sempat menyebabkan arus listrik terputus dan mengganggu perayaan Lebaran Ketupat di wilayah Durenan, Tarwoko memastikan insiden itu tidak sampai menimbulkan kerusakan berarti.

Petugas yang mendapat laporan dari warga tentang putusnya jaringan listrik di aerah itu segera melakukan langkah penanganan dengan menyingkirkan balon udara yang masih tersangkut di atas jaringan kabel PLN di jalan raya Durenan.

"Jaringan listrik di daerah itu sebenarnya masuk area UPJ Campurdarat, tapi sudah kami koordinasikan dan satu jam kemudian sudah kembali normal," ujarnya.

Sejak pagi selama perayaan Lebaran Ketupat di Trenggalek, total ada seribu balon udara yang dilepas warga secara sporadis di berbagai wilayah tersebut.

Banyaknya balon udara yang dilepas sempat memicu kekhawatiran terhadap meningkatnya risiko kebakaran di area hutan, ladang ataupun permukiman warga.

Kekhawatiran itu terutama mengacu pada pengalaman tahun sebelumnya pada momentum yang sama di mana sempat terjadi kebakaran hutan akibat balon udara yang jatuh di tengah hutan.

"Secara teori hal itu harusnya tidak akan terjadi karena balon udara masih akan melayang hingga api padam. Jadi balon tersebut jatuh dengan kondisi api sudah mati, sebab yang mengangkat balon itu adalah asap yang memenuhi ruang dalam balon," jelas panitia atraksi pelepasan 50 balon udara di Desa Wonoanti, Kecamatan Gandusari, Trenggalek, Sunardi.

Seperti halnya saat perayaan Idul Fitri, pesta balon udara dimaksudkan untuk menciptakan kemeriahaan dan luapan rasa syukur setelah enam hari menjalankan ibadah sunah puasa syawal sejak H+2 Lebaran.

Pewarta: Destyan Handri Sujarwoko
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015