Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar dolar AS terhadap rupiah yang naik dan kebijakan pemerintah menaikan bea masuk barang impor ternyata tidak membuat Datascrip selaku distributor printer dan kamera merek Canon di Indonesia langsung menaikkan harga jual. 

Canon merupakan merk pencetak alias printer yang sudah lama menancapkan kuku di Indonesia, sebagaimana HP dan Epson, serta lain-lain. 

"Kenaikan harga tidak akan terlalu cepat karena stok kami masih banyak dan masih bisa bertahan dengan harga sekarang," kata Monica Aryasetiawan, selaku Division Manager Canon Consumer System Products Division, PT Datascrip, di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan tingginya kurs dolar dan menaikan bea masuk ketika perekonomian sedang lesu merupakan tantangan bagi Canon yang sebagian produknya masih impor dari Jepang.

"Dengan keadaan dan kebijakan pemerintah yang baru itu pasti ada imbasnya terhadap harga, mau tidak mau kami akan merevisi harga, tapi tidak sekarang, masih menunggu waktu," imbuhnya.

Selain itu, pihaknya juga akan meminta dukungan dari Canon Jepang untuk memahami kondisi perekonomian di Indonesia.

"Mereka kaget ketika penjualan kami tidak sebaik yang mereka perkirakan. Namun mereka sudah cukup paham karena saat ini bukan hanya merek IT yang terpengaruh namun industri lain juga terpengaruh kondisi perekonomian," katanya.

Jika ada kenaikan harga produk printer Canon akan berkisar 2-3 persen untuk segmen printer di kelas pemula (low end) dan 4-5 persen untuk printer di kelas menengah dan tinggi (mid-high end).

Dia berharap periode dimulainya kegiatan aktif belajar sekolah bisa meningkatkan penjualan produknya hingga akhir 2015.

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015