Impor tembakau Indonesia sekitar 150 ribu ton per tahun dengan nilai sekitar Rp50 triliun,"
Magelang (ANTARA News) - Menteri Pertanian Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mendorong para petani untuk meningkatkan produksi tembakau guna menekan impor bahan baku rokok kretek tersebut.

"Impor tembakau Indonesia sekitar 150 ribu ton per tahun dengan nilai sekitar Rp50 triliun," katanya usai menghadiri Musyawarah Nasional ke-3 Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) di Magelang, Jateng, Selasa malam.

Ia menuturkan kalau petani bisa meningkatkan produksi tembakau maka impor komoditas tersebut bisa dikurangi.

"Target pengurangan impor sebanyak-banyaknya. Kita harus memotivasi petani tembakau, mudah-mudahan bisa mengikuti peningkatan produksi padi terbesar dalam 10 tahun terakhir, yaitu peningkatan tahun ini sesuai angka ramalan sebanyak 5,5 juta ton padi," katanya.

Ia mengatakan guna meningkatkan produksi tembakau tersebut, pemerintah menyalurkan bantuan untuk petani tembakau senilai Rp19 miliar.

"Bantuan tersebut antara lain berupa pompa air karena kekurangan air, kemudian traktor 30 unit. Hal ini untuk mendorong produksinya bisa meningkat sehingga jumlah impor bisa dikurangi," katanya.

Kemudian peningkatan produksi jagung dan kedelai semua meningkat sesuai angka ramalan BPS, mudah-mudahan bisa mengikuti dan pihaknya yakin petani tembakau bisa, pasti bisa tangani dengan baik.

Kulaitas tembakau Indonesia tidak kalah dengan luar. masalah regulasi tetap jalan, dari sudut pertanian adalah tingkatkan produksi dan kualitas. Semua hasil produksi kalau ingin memenangkan persaingan.

"Tingkatkan produksi dan kualitas. Kami imbau kepada seluruh petani tembakau Indonesia tingkatkan produksi dan produktivitasnya , kemudian kualitasnya dijaga sehingga impor bisa ditekan," katanya.

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015