New York (ANTARA News) - Harga minyak mentah AS naik untuk pertama kalinya dalam lima hari terakhir pada Selasa (Rabu pagi WIB), sementara Brent turun di tengah kekhawatiran tentang berlimpahnya pasokan global menjelang laporan mingguan persediaan minyak bumi.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, naik 59 sen menjadi ditutup pada 47,98 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, lapor AFP.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September, berakhir pada 53,30 dolar AS per barel di perdagangan London, merosot 17 sen dari penutupan Senin di hari kelima dalam deretan penurunannya.

Pasar komoditas secara umum lebih tenang setelah kemunduran terakhir yang didorong oleh lemahnya data ekonomi dan penurunan tajam dalam ekuitas Tiongkok yang telah membuat para investor khawatir tentang pelambatan ekonomi Tiongkok.

Setelah penurunan 8,5 persen pada Senin di saham-saham Tiongkok, penurunan satu hari terbesar dalam delapan tahun terakhir, saham-saham Shanghai melemeah relatif moderat 1,7 persen, membantu menempatkan pasar ekuitas AS dan Eropa pada ayunan kenaikan.

Kyle Cooper dari IAF Advisors mengatakan bahwa banyak dari kenaikan WTI pada Selasa itu "adalah karena rebound pasar normal, setelah pasar turun banyak ... dan terlalu oversold (kelebihan jual)."

"Ekuitas AS sedang berbalik naik (rebound) juga, jadi saya pikir pasar mengambil sedikit jeda," tambahnya.

Para analis takut gejolak di pasar saham Tiongkok akan mempengaruhi permintaan di konsumen minyak mentah terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat itu.

"Potensi penurunan permintaan Tiongkok di tengah kelebihan pasokan minyak mentah dunia saat ini telah memukul pasar yang sudah bearish (lesu)," kata Robbie Fraser dari Schneider Electric.

"Penguatan angka produksi Irak dan seluruh dunia telah mendorong beberapa laporan baru-baru ini untuk mengantisipasi bahwa kelebihan pasokan global akan berlangsung 18 bulan," kata Fraser. "Sampai kelebihan pasokan terus bertahan, setiap rebound berarti bagi harga minyak mentah tetap tidak mungkin."

Analis memperkirakan Departemen Energi AS (DoE) melaporkan bahwa stok minyak mentah negara itu naik 700.000 barel pada pekan lalu, menurut survei oleh Bloomberg News.

Minggu lalu DoE mengatakan kilang-kilang AS telah memproduksi sekitar rata-rata 16,9 juta barel per hari pada minggu sebelumnya, karena mereka beroperasi pada setinggi 95,5 persen dari kapasitas.

(Uu.A026)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015