Saya bersyukur masih diberikan kekuatan menjalani misi Ride for Peace, Benua Australia, walau pun dekat dengan Indonesia, memberikan nilai baru dalam hidup saya."
Jakarta (ANTARA News) - Jeffrey Polnaja (53), penjelajah dunia seorang diri dengan sepeda motor asal Indonesia, akhir pekan lalu, mencapai Timor-Leste, negara tujuan terakhir misi Ride for Peace (RFP), setelah sukses menjalani petualangan penuh tantangan di sepanjang benua Australia dan Selandia Baru selama hampir empat bulan.

Pria yang akrab disapa Kang JJ ini menilai petualangan di negara Kanguru itu sebagai puncak penjelajahan RFP kedua. Berbagai lintasan panjang dengan medan ekstrim dan cuaca buruk telah dihadapi.

"Saya bersyukur masih diberikan kekuatan menjalani misi Ride for Peace, Benua Australia, walau pun dekat dengan Indonesia, memberikan nilai baru dalam hidup saya," ujar Pria kelahiran Bandung, Jawa Barat kepada Antara Jakarta, Rabu.

Dikatakannya nilai tantangan serta pengalaman di Australia tidak saya ditemukan di negara lain yang disinggahi sejak Ride for Peace pertama dan kedua. Banua ini memiliki tantangan alam dan budaya tersendiri," ungkap pria yang masih ditemani Silver Line, sepeda motor BMW R 1150 GS bernomor polisi B 5010 JP.

Jeffrey menegaskan petualangan dengan kendaraan roda dua di Australia tidak sekadar menuntut stamina prima. "Banyak teman menyarankan untuk mengenali budaya setempat, khususnya dari suku Aborigin, agar tidak mengalami masalah," ujarnya.

"Saya berusaha menghormati budaya mereka, dan tak segan mengajukan izin kepada pemegang kuasa adat Aborigin di sebuah wilayah sebelum memasuki kawasannya," lanjut Jeffrey.

Dalam misi RFP di Australia ini Jeffrey mengaku bekerja sama dengan KJRI Sydney Yayan Mulyana, Konjen KJRI Melbourne Dewi Savitri Wahab, Konsulat RI di Darwin Andre Omer Siregar, serta Dubes RI di Canberra Nadjib Riphat Kesoema mempromosikan Indonesia secara langsung kepada publik Australia.

Bersamanya, RFP menjelajahi berbagai pelosok terpencil di benua Kangguru dan memperkenalkan Indonesia sebagai negara penuh keragaman budaya yang bersahabat dengan seluruh bangsa di dunia.

Jeffrey masuk ke Benua Australia setelah mencapai kota paling selatan di muka bumi, Ushuaia, Argentina, lalu kembali ke utara menuju Gurun Atacama Santiago, Chile pada awal tahun ini. Dari benua Amerika ini dia mengapalkan "Silver Line" menuju Sydney, Australia yang tiba pada Maret 2015.

"Saya sempat mengunjungi Selandia Baru dan menjelajah North Island sampai Auckland. Tidak lama, karena Selandia Baru tidak luas," katanya. Dari negara yang tak jauh dari Kutub Selatan itu Jeffrey kembali ke daratan Australia. Tak kurang dari 20 daerah dan kota yang terhubung dengan jarak sangat jauh serta medan berat disinggahinya. Akhirnya sampai di Timor Leste.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015