Kami memang sengaja memilih waktu yang berdekatan dengan hari kemerdekaan karena drama musikal ini mengisahkan perjuangan masa lalu, perjuangan kemerdekaan hingga masa kini,"
Jakarta (ANTARA News) - Drama musikal berlatar kebudayaan lima subetnis (puak) Batak, Sumatera Utara, yang digelar pada 22-23 Agustus 2015 di Jakarta, akan memeriahkan peringatan HUT Kemerdekaan ke-70 Republik Indonesia.

"Kami memang sengaja memilih waktu yang berdekatan dengan hari kemerdekaan karena drama musikal ini mengisahkan perjuangan masa lalu, perjuangan kemerdekaan hingga masa kini," kata Eksekutif Produser Drama Musikal Batak berjudul "Gondang Kemerdekaan", Loly Hutapea pada konferensi pers di Jakarta, Rabu.

Loly mengatakan drama musikal ini akan diperankan oleh artis Batak ternama Tanah Air, seperti penyanyi Judika Sihotang, Bambang Reguna Bukit (Bams "Samson"), Maria Calista, Victor Hutabarat dan Edy Silitonga.

Dalam penyajiannya, drama yang akan ditampilkan di Teater Besar Taman Ismail Marzuki ini mengangkat kembali kebudayaam lima puak Batak, yaitu Toba, Karo, Simalungun, Pak-Pak, dan Mandailing (Tapanuli Selatan).

Keunikan dari bahasa, lagu, tarian dan alat musik yang berasal dari masing-masing puak menjadi kekuatan drama musikal ini.

Selain itu, keunikan lain adalah perpaduan antara musik tradisional Batak, yakni "gondang" dengan musik klasik orkestra.

"Yang spektakuler adalah penampilan dari 50 gondang dengan berbagai ukuran sampai yang paling besar 10 meter," kata Loly.

Para musisi dan penyanyi yang terlibat juga tidak hanya dituntut bernyanyi, tetapi juga mampu menghayati peran dengan rasa bangga terhadap budaya Batak dengan keunikan masing-masing puak.

"Di drama ini bukan cuma bisa menyanyi, tapi bagaimana menggambarkan rasa bangga menjadi orang Batak. Saya melihat banyak tidak bisa bahasa Batak, tetapi malah bangga, padahal bagi saya itu menyedihkan," kata penyanyi Judika.

Drama musikal pertama yang menggabungkan lima sub etnis Batak ini mengandung pesan persatuan bagi bangsa Indonesia yang harus dibangun dari suku atau etnis kelahiran.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015