... minta tolong, Insya Allah nanti saya bayar...
Jakarta (ANTARA News) - Anggota DPR dari fraksi PDI-Perjuangan, Adriansyah, mengakui menerima uang beberapa kali dari pemilik PT Mitra Maju Sukses, Andrew Hidayat. "Ada (sekitar) enam kali," kata Adriansyah, dalam sidang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis.

Adriansyah bersaksi untuk Hidayat yang didakwa memberikan uang Rp1 miliar, 50.000 dolar Amerika Serikat dan 50.000 dolar Singapura (Rp2,05 miliar), terkait pengurusan perizinan perusahaan yang dikelola PT MMS di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. 

Itu saat Adriansyah menjabat bupati di Kabupaten Tanah Laut, periode 2008-2012.

"Jumlah tidak ingat, bayang-bayang saya Rp4-5 miliar, tidak ada tanda terima dan tanpa agunan," ungkap Adriansyah.

Uang untuk dia itu diberikan ajudan Hidayat, seorang polisi berpangkat brigadir polisi bernama Agung Krisdiyanto. Pada sesi sidang sebelumnya Krisdiyanto bersaksi, dia memberikan delapan kali uang untuk Adriansyah.

Pemberian uang tersebut adalah:
1. 20 November 2013 sebesar 50.000 dolar Amerika Serikat, di Hotel Ibis, Jakarta.
2. 16 April 2014 sebesar Rp250 juta, di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta
3. 16 Mei 2014 sebesar 75.000 dolar Amerika Serikat, di Pullman Hotel.
4. 13 November 2014 sebesar 50.000 dolar Singapura, di Mal Taman Anggrek, Jakarta.
5. 21 November 2014 sebesar Rp500 juta, di Apartemen GP Slipi, Jakarta.
6. 28 Januari 2015 sebesar Rp500 juta, di Restoran Sushi Tei Taman Anggrek, Jakarta.
7. 9 April 2015 di Swiss-Bel Resort, Bali.
8. 9 Oktober 2014 di Hotel Paragon, Jakarta; namun tidak tahu nilai terakhir.

Uang itu menurut Adriansyah antara lain digunakan untuk biaya pengobatan penyakitnya.

"Saya ring jantung ada tiga, pada 2013 saya kena pembengkakan hati hepatitis C, selama satu bulan opname di Surabaya lalu langsung berobat ke Singapura sampai 2015, awalnya setiap minggu, lalu sebulan sekali kemudian tiga bulan sekali," ungkap Adriansyah.

"Itu sifatnya pinjaman atau bagaimana?" tanya ketua majelis hakim, John Butarbutar.

"Saya mengatakannya minta tolong, Insya Allah nanti saya bayar," jawab Adriansyah.

Pemberian terakhir adalah pada 9 April 2015 di Hotel Swiss-Bel Resort Bali sebesar 44.000 dolar Singapura dan Rp57,36 juta yang bila dikonversi ke nilai rupiah menjadi Rp500 juta.

Tujuan permintaan uang itu adalah untuk membiayai anggota kongres PDIP yang berasal dari Kalimantan Selatan.

"Saya waktu itu Kongres PDI Perjuangan, kader dari Kalimantan Selatan lebih dari 100 orang dari kecamatan, desa, banyak sekali kader yang ikut, yang tidak formal juga ikut. Sudah setengah bulan sebelumnya juga minta bantu ke saya, itu yang menjadi dasar saya untuk mengajukan bantuan," ungkap Adriansyah.

Uang dalam mata uang rupiah digunakan untuk memberikan bantuan ke kader sedangkan uang dolar Singapura untuk dirinya sendiri dan akan ditukarkan ke rupiah pada keesokan hari.

Namun uang itu tidak sempat dibagikan karena keburu ditangkap penyidik KPK.

"Tidak sempat dibagikan yang mulia," tambah Adriansyah.

Pewarta: Desca Natalia
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015