Pekanbaru (ANTARA News) - Satgas Siaga Darurat Kebakaran Lahan dan Hutan Provinsi Riau mulai kewalahan menangani kebakaran yang makin meluas, sedangkan kemampuan jumlah personel dan peralatan sulit untuk mengatasi kendala cuaca kering serta minimnya sumber air.

"Kebakaran makin banyak terjadi dimana-mana sulit dikendalikan. Walaupun sudah ada dua helikopter, tetap saja kita dibuat pusing karena semuanya minta bantuan," kata Kepala Seksi Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Mitra Adimukti, kepada Antara di Pekanbaru, Kamis.

Ia mengatakan kebakaran kini tersebar merata di wilayah Riau. Hal ini membuat pemadam kebakaran dan dua helikopter bom air (water bombing) menjadi harus kerja ekstra keras.

Selain mengandalkan pasukan pemadam kebakaran di darat, Satgas juga mendapat bantuan helikopter Sikorsky dan MI 171 dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Namun, salah satu penerbang Sikorsky sampai jatuh sakit diduga akibat kelelahan sehingga helikopter itu tidak melakukan pemadaman untuk sementara.

"Kami sudah meminta pilot pengganti untuk segera datang," katanya.

Pemadam Kebakaran Perempuan

Sementara itu, kondisi dilapangan berupa minimnya sumber air membuat proses pemadaman kebakaran lahan di Kabupaten Siak berjalan sangat sulit. "Sumber air kering," kata Kepala BPBD Siak, Irwan Priyatna kepada Antara.

Ia mengatakan kebakaran makin meluas sejak bulan Juni lalu saat bulan Ramadan. Hal ini membuat pihaknya kekurangan sumber daya manusia, sehingga harus menurunkan semua personel termasuk dua pemadam kebakaran perempuan.

Dua pemadam kebakaran perempuan di BPBD Siak yang kini turut berjibaku di lapangan adalah Rasmini dan Nindi Aprilia. Mereka kini membantu pemadaman di kebun kelapa sawit Pemda Siak dan kebun karet masyarakat di daerah Siberuk.

"Mereka baru satu tahun bergabung menjadi tim pemadam kebakaran di BPBD Siak, namun sudah memiliki sertifikasi sebagai pemadam kebakaran," ujar Irwan.

Irwan menilai kondisi minimnya air membuat upaya pemadaman dari darat dan udara kurang optimal untuk kebakaran lahan gambut. "Menurut saya, dengan helikopter water bombing juga kurang optimal karena kebakaran sudah terlalu luas membuat air yang dijatuhkan dari udara ketika sampai ke tanah hanya seperti percikan air saja," katanya.

Sementara itu, berdasarkan data Satgas Siaga Bencana Kebakaran Lahan dan Hutan Riau, luas sejak bulan Juni sudah mencapai 1.246 hektare (ha). Namun, jumlah luas kebakaran lahan kemungkinan akan terus bertambah karena data yang masuk ke Satgas belum mencakup seluruh kabupaten/kota yang dilanda kebakaran.

Empat lokasi kebakaran terluas sejauh ini adalah Kabupaten Rokan Hilir mencapai 400 ha, Pelalawan 232 ha, Bengkalis 177 ha dan Kota Dumai 124 ha.

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015