Beijing (ANTARA News) - Tiongkok dan Rusia bulan depan akan menggelar latihan bersama angkatan laut dan pertahanan udara di Laut Jepang, kata Tiongkok, Kamis.

Latihan terbaru oleh kedua negara, yang bisa membuat Tokyo khawatir, itu dilakukan di tengah sengketa kemaritiman dengan Tiongkok, lapor Reuters.

Kegiatan tersebut juga digulirkan di saat Amerika Serikat sedang meningkatkan kerja sama militer dengan sekutu-sekutunya di Asia sebagai tanggapan terhadap meningkatnya klaim kewilayahan Tiongkok yang kian tegas di perairan yang disengketakan di Laut Tiongkok Selatan dan Laut Tiongkok Timur.

Tiongkok dan Rusia merupakan anggota-anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memiliki hak veto. Keduanya mempunyai pandangan serupa terhadap masalah-masalah terkait kebijakann penting, seperti krisis di Suriah. Posisi kedua negara itu membuat mereka berseberangan dengan Amerika Serikat dan Eropa Barat.

Latihan akan dilangsungkan dari 20 hingga 28 Agustus di Teluk Peter the Great, yang terletak di kota pelabuhan Rusia Timur Jauh yang strategis, Vladivostok, dan di Laut Jepang, kata juru bicara Kementerian Pertahanan Tiongkok Yang Yujun dalam jumpa pers bulanan.

Kegiatan tersebut akan termasuk latihan antikapal selam dan antikapal. Jet-jet tempur Tiongkok, kapal perusak, kapal perang kecil serta kapal-kapal pengangkut pasokan akan mengambil bagian, kata Yang.

Pihak Rusia berencana mengerahkan kapal, kapal selam dan pesawat, tambahnya. Kedua pihak akan mengerahkan helikopter-helikopter dan marinir, kata Yang.

Latihan itu secara khusus bisa membuat Jepang khawatir. Negara tersebut terlibat dalam meningkatnya perang kata-kata dengan Tiongkok terkait pulau-pulau tak berpenghuni di Laut Tiongkok Timur.

Pekan lalu, Jepang mendesak Tiongkok untuk menghentikan pembangunan sarana-sarana eksplorasi minyak dan gas di Laut Tiongkok Timur di dekat perairan yang diklaim oleh kedua negara. Jepang khawatir tindakan Tiongkok akan membahayakan waduk-waduk yang berada di wilayah Jepang.

Tiongkok menanggapi desakan itu dengan mengatakan pihaknya memiliki hak untuk melakukan pengeboran.

(Uu.T008)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015