Jakarta (ANTARA News) - Johnny Begue tadinya tengah mencari batu untuk menumbuk cabe. Alih-alih dia malah menemukan sebuah bagian pesawat dan guncanglah dunia. 

Johnny Begue adalah anggota sebuah tim yang bertanggung jawab menjaga bagian garis pantai di Pulau La Reunion milik Prancis di Samudera Hindia itu agar tetap bersih.

Tim ini mulai bekerja pukul 7 pagi hari Rabu itu di Saint-Andre, memungut sampah-sampah termasuk botol bekas minuman. Sewaktu beristirahat sebelum pukul 9 pagi, Begue berusaha mencari sebuah batu untuk dijadikan sebagai penumbuk bumbu.

"Saat itulah saya melihat puing-puing itu terdampar di batu kerikil. Langsung saya panggil rekan-rekan saya untuk membantu saya mengangkat benda itu dan menempatkannya di tempat lebih tinggi dari pantai", kata dia kepada The Guardian.

Mereka tak ingin benda itu digerus lagi oleh gelombang. Benda sepanjang dua meter itu setengah terkubur pasir pantai dan sudah berlapiskan teritip.

"Saya segera mengira ini adalah puing pesawat -panjangnya dan bentuknya, sekrup-sekrupnya belum berkarat," kata Begue.

Tapi mereka tak tahu pasti sampai kemudian salah seorang dari mereka "meng-Googleing" kecelakaan-kecelakaan pesawat dari ponselnya dan terpaku ke kisah hilang misteriusnya penerbangan MH370 dari Kuala Lumpur ke Beijing beserta 239 orang di dalamnya pada Maret 2014.

Begue lalu menelopoin stasiun radio setempat, dan polisi pun segera mendatanginya.

Polisi kemudian mengisolasi wilayah itu untuk kemudian membawa puing pesawat itu ke markas besarnya.

Kemudian Begue kembali ke titik itu untuk memeriksa serat kain yang berantakan yang sempat dia lihat di dekatnya tanpa menyadari betapa pentingnya penemuannya itu.

Barang kedua yang ditemukannya ini pun diambil polisi untuk dianalisis.

Kini Begue dan warga lain pulau ini terpersona oleh tumpahnya perhatian dunia ke pulau mereka.

Kisah penemuan ini segera menutup cerita ganasnya hiu di pulau ini di mana sudah 18 kali serangan hiu tercatat di sini sejak 2011. Tujuh di antaranya berakhir dengan maut, demikian Reuters.






Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015