Jakarta (ANTARA News) - Telepon genggam dihubungkan dengan kanker, demikian studi yang dilansir DailyMail mengklaim. Penggunaan jangka panjang diasosiasikan dengan Alzheimer, Parkinson, sakit kepala dan iritasi kulit.

Telepon genggam memiliki dampak risiko yang sangat nyata pada kesehatan manusia, demikian diklaim sebuah studi terbaru.

Radiasi dari perangkat nirkabel seperti telepon dan tablet dapat dihubungkan pada sejumlah risiko kesehatan, mulai dari kanker sampai penyakit otak seperti Alzheimer dan Parkinson, demikian pernyataan para peneliti.

Mereka mengklaim hal ini disebabkan karena radiasi menyebabkan sebuah "ketidakseimbangan atau stres oksidatif di dalam tubuh.

Stres oksidatif adalah proses perusakan yang diperkirakan berkaitan erat dengan penyakit degeneratif.

Studi terbaru tersebut adalah sebuah tinjauan dari data eksperimental terhadap efek dari frekeuensi radio pada sel hidup-pada dasarnya, bagaimana telepon genggam dapat merusak DNA seseorang.

Dr Igor Yakymenko dari Akademi Nasional Ilmu Pengetahuan Ukraina, mengklaim bahwa stres oksidatif akibat paparan frekuensi radio dapat menjelaskan hubungan antara perangkat nirkabel dan kanker.

Setelah paparan dalam jangka panjang, hal itu juga dikaitkan dengan gangguan kesehatan minor seperti sakit kepala, kelelahan dan iritasi kulit.

Argumen Dr Igor berdasarkan sekitar spesies yang reaktif terhadap oksigen-molekul mengandung oksigen yang secara kimiawi reaktif.

Mereka melakukan peran penting dalam sinyal sel dan mengendalikan kondisi internal seperti temperatur.

Saat tingkat spesies reaktif oksigen meningkat secara dramatis, hal ini dapat menyebabkan kerusakan signifikan pada struktur sel-yang disebut stres oksidatif.

Artikel menyatakan jika spesies reaktif oksigen sering diproduksi di dalam sel karena lingkungan yang agresif, mereka juga bisa terprovokasi oleh radiasi nirkabel biasa.

"Data tersebut merupakan pertanda jelas dari risiko nyata dari radiasi semacam itu pada kesehatan manusia," kata Dr Igor.

Dia mengatakan hanya menggunakan HP selama 20 menit saja sehari selama lima tahun dapat meningkatkan risiko sejenis  tumor otak tiga kali lipat, dan menggunakan HP selama satu jam dalam kurun waktu empat tahun meningkatkan risiko beberapa tumor tiga hingga lima kali.

"Data kami dapat dari orang dewasa yang menggunakan HP paling banyak hingga 10 tahun pada masa dewasa. Situasinya bisa berbeda secara dramatis dari anak-anak yang menggunakan HP di masa kanak-kanak, saat biologis mereka masih sangat sensitif terhadap faktor berbahaya, dan akan menggunakan itu selama hidupnya," kata dia.

Di luar risiko kanker otak menjadi rendah, dia mendesak perawatan masih dibutuhkan karena beberapa implikasi kesehatan hanya akan muncul berpuluh-puluh tahun kemudian.

Sebagai hasilnya, Dr Igor dan rekan-rekannya menyerukkan pendekatan pencegahan seperti mengurangi penggunaan HP dan menggunakan hands free untuk menjauhkan frekuensi dari area kepala.

Studi yang dipublikasikan di jurnal Electromagnetic Biology & Medicine adalah yang paling baru atas eksplorasi yang berlangsung lama dari keamanan HP.

Studi merupakan kolaborasi dari para ilmuwan di Universitas Indiana, universitas Finlandia Timur dan Universitas Campinas di Brazil.

Lebih dari 15 tahun, kebanyakan dari investigasi telah gagal dalam menghadirkan hasil yang meyakinkan, meski pun beberapa telah menemukan sebuah kaitan antara sejenis tumor otak yang disebut glioma dan penggunaan HP yang lama dan intensif.

Pernyataan yang terbaru adalah frekuensi radio (RFR) atau radiasi microwave memiliki dampak karsinogenik.

Pada tahun 2011, Agensi Internasional untuk Riset Kanker telah mengklasifikasikan HP, untuk yang pertama kalinya, sebagai standar emas dalam sistem rating mereka.

Para ilmuwan di sana mengatakan perangkat mungkin dapat mengakibatkan kanker pada manusia namun tak ada cukup bukti untuk sampai pada kesimpulan yang jelas.

Jenis radiasi yang digunakan dalam komunikasi, elektronik dan perangkat lain, disebut radiasi non-ionisasi.

Kebanyakan radiasi non ionisasi memiliki lebih sedikit energi dibanding radiasi ionisasi, artinya radiasi tersebut bahkan tak punya cukup energi untuk mengubah sel kita selayaknya radiasi ionisasi.

Berdasarkan Riset Kanker di Inggris, bukti ilmiah saat ini menunjukkan tidak mungkin HP dapat meningkatkan risiko tumor otak, atau kanker jenis lain.

Namun pada amal mengakui, tidak cukup dikenal "benar-benar mengesampingkan risiko."

Tahun lalu, studi lain mengklaim bahwa orang yang menggunakan HP lebih dari 15 jam setiap bulan memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan kanker otak jenis tertentu.

Para peneliti Prancis mengatakan pengguna tersebut berisiko dua hingga tiga kali memiliki tumor glioma dan meningioma.

Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015