Jakarta  (ANTARA News) - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan turunnya tingkat inflasi komponen inti (yoy) pada Juli 2015, bisa menjadi peluang Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan (BI Rate).

"Kalau melihat inflasi inti yang turun, yang sekarang sudah kepala empat persen, bisa menjadi peluang bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga," kata Sasmito dalam pemaparan di Jakarta, Senin.

Sasmito mengatakan kemungkinan penurunan suku bunga acuan, akibat inflasi komponen inti yang tercatat saat ini 4,86 persen tersebut, bisa mendorong kegiatan investasi yang dalam jangka panjang ikut membantu kinerja pertumbuhan ekonomi.

"Kalau tingkat bunga menurun, saya kira akan membantu mendorong investasi, karena tingkat bunga pinjaman ikut menurun dan bisa membantu pertumbuhan ekonomi. Sekarang kita lihat reaksi Bank Indonesia terhadap pengumuman ini," ujarnya.

Sasmito membantah penurunan inflasi inti pada Juli 2015 tersebut disebabkan daya beli masyarakat yang menurun, karena konsumsi rumah tangga terhadap barang-barang impor yang harganya sedang jatuh, tetap terjaga.

"Barang impor dalam bentuk valas kita turun, makanya mereka sale (banting harga). Sehingga, kita tetap mampu membeli sepanjang harganya murah. Kalau harga murah dan kita bisa membeli banyak, sebetulnya daya belinya masih bagus," ujarnya.

Ia mengatakan kemungkinan inflasi inti bisa kembali turun, karena inflasi Juli diperkirakan merupakan puncak tertinggi inflasi sepanjang tahun 2015, sepanjang tidak ada kejadian luar biasa hingga akhir tahun, seperti kekeringan akibat El Nino berkepanjangan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi Juli 2015 sebesar 0,93 persen atau sama dengan tingkat inflasi pada Juli 2014, dengan inflasi tahun kalender Januari-Juli mencapai 1,9 persen dan inflasi secara tahunan (yoy) 7,26 persen.

Sedangkan, inflasi komponen inti pada Juli 2015 tercatat mencapai 0,34 persen, dan secara tahunan (yoy) mencapai 4,86 persen, yang berarti beberapa indikator ekonomi dalam kondisi stabil baik dan stabil.

Inflasi inti merupakan komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor fundamental seperti diantaranya interaksi permintaan dan penawaran.

Selain itu, inflasi komponen inti tersebut dipengaruhi lingkungan eksternal seperti nilai tukar rupiah, harga komoditas internasional dan inflasi mitra dagang serta ekspektasi inflasi dari pedagang dan konsumen.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015