Jakarta (ANTARA News) - Presiden Dewan Olimpiade Asia (OCA) Sheikh Ahmad Al Fahad Al Sabah dijadwalkan ke Indonesia untuk melihat secara langsung persiapan Asian Games 2018 serta membahas sepak bola Indonesia pasca dijatuhi sanksi oleh FIFA.

"Rencananya tanggal 16 Agustus nanti Presiden OCA akan ke Indonesia. Sesuai dengan jadwal akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo yang salah satu agendanya membahas sepak bola," kata Sekjen KOI Hifni Hasan di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, saat ini banyak negara di Asia yang menanyakan perkembangan sepak bola di Indonesia pasca disanksi oleh FIFA karena cabang olahraga ini diharapkan bisa dipertandingkan pada kejuaraan empat tahunan ini.

"Banyak perwakilan negara calon peserta mengungkapkan jika Asian Games tanpa sepak bola akan tidak enak dilihat. Makanya mereka terus meng-update permasalahan ini," katanya menambahkan.

Sepak bola Indonesia saat ini harus merasakan bagaimana disanksi oleh federasi sepak bola dunia. Dampaknya, Indonesia dikucilkan dan tidak bisa berpartisipasi pada kejuaraan internasional. Jika kondisi ini berlanjut maka Asian Games 2018 berpeluang tanpa sepak bola.

Sanksi yang diberikan oleh FIFA ini merupakan buntut dari perseteruan antara PSSI dibawah pimpinan La Nyalla Mattalitti dengan Kemenpora dibawah pimpinan Menpora Imam Nahrawi dan hingga saat ini belum ada titik terang penyelesaiannya.

Selain Presiden OCA, tim dari Dewan Olimpiade Asia juga akan ke Indonesia untuk melakukan rapat koordinasi komisi Asian Games 2018 yang kedua. Pada pertemuan ini akan membahas tindak lanjut dari keputusan rapat pertama meliputi penganggara, master plan hingga struktur kepanitiaan.

"Di pertemuannya nanti semuanya akan dicek termasuk pendanaan. Apalagi pada rapat pertama diharuskan untuk membuka rekening khusus untuk Asian Games bukan atas nama KOI maupun Kemenpora. Rekening sudah kami buka, namun isinya belum ada," kata Hifni menjelaskan.

Dana untuk persiapan Asian Games 2018 sebesar Rp381 miliar sesuai dengan informasi yang ada sudah keluar. Dari jumlah tersebut nantinya juga akan digunakan untuk membayar garansi pelaksanaaan yaitu sebesar 2 juta dolar AS.

Meski dana sudah turun, kata Hifmi, belum sedikitpun masuk ke rekening yang telah dibuka sesuai dengan keputusan rapat koordinasi komis Asian Games yang pertama. Pihaknya berharap dana segera masuk karena akan segera digunakan sesuai dengan kebutuhan.

"Jika tidak akan perkembangan, maka Indonesia akan menjadi sorotan. Makanya kita harus kerja maksimal. Jika tidak sudah ada negara lain yang siap menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Meski kurang dari tiga bulan, Tiongkok menyatakan kesiapannya," kata pria yang juga masuk dalam kepengurusan kepanitiaan Asian Games 2018 itu.

Pewarta: Bayu K
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015