Jakarta (ANTARA News) - Industri galangan kapal dan industri komponen pendukungnya perlu tumbuh beriringan untuk dapat mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

"Harus bersamaan, karena kapal perlu industri pendukung. Untuk jendela kapal saja tidak sama dengan jendela gedung. Semua harus ada," kata Ketua Ikatan Alumni Perkapalan Universitas Hasanudin, Makassar Ganding Sitepu di Jakarta, Rabu.

Industri komponen perkapalan saat ini belum semuanya tersedia di Indonesia, namun perlu terus dibangun untuk mendukung industri galangan kapal yang sedang digaungkan.

Menurut Ganding, komponen pendukung untuk perkapalan relatif berbeda dengan industri lainnya, seperti alat komunikasi, sistem pengamanan, pintu masuk yang mampu dilewati ratusan kendaraan angkut, tempat tidur, kualitas karpet, semua memiliki regulasi tersendiri.

"Memang industri komponen kapal kurang menarik, karena padat modal, padat teknologi dan balik modalnya lama. Sehingga, skala ekonominya tidak tercapai. Maka, perlu ada upaya pemerintah agar industri ini dipandang menguntungkan, sehingga tumbuh," kata Ganding.

Meskipun demikian, Ganding mengatakan bahwa tidak ada industri perkapalan di dunia yang komponen pendukungnya berasal dari dalam negeri 100 persen, karena meskipun kecil, pasti ada beberapa komponen yang harus diimpor.

"Paling 80-90 persen diproduksi sendiri, ada rantai-rantai kontrol yang spesifik. Sekarang persoalannya 20 persen kita bikin, 80 persen dari tempat lain artinya masih tidak sehat," ujarnya.

Untuk itu, Ganding mengatakan industri perkapalan Indonesia akan lebih mandiri jika pemerintah menetapkan kebijakan yang konsisten dan berkesinambungan.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015