Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin menjamin pemondokan haji di Arab Saudi jauh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya dan minimal setaraf hotel bintang tiga.

"Tidak ada lagi hotel-hotel tua (untuk pemondokan) ," katanya di sela-sela pengarahan pada pembekalan petugas media center haji 1436H/2015M, di Jakarta, Rabu.

Salah satu upaya pemerintah cq Kementerian Agama memperbaiki tempat tinggal jamaah, antara lain dengan mengubah mekanisme kontrak, dari majmuah (penyedia akomodasi) di Madinah menjadi kontrak langsung dengan pemilik hotel/rumah.

Kemenag nampaknya tidak ingin terulang kasus pemondokan haji tahun lalu di Madinah, dimana sekitar 17 ribu jamaah di tempatkan di luar area Markaziah, karena Majmuah melanggar kontrak dan bersedia bayar denda.

Selain itu, lanjut Menag, tahun ini pemondokan jamaah haji selama di Makkah hanya terkonsentrasi pada enam wilayah yaitu Misfalah, Jarwal, Mahbas Jin, Raudah, Syisyah, dan Aziziah, dari sebelumnya 12 wilayah.

"Ini untuk mempermudah pengorganisasian," katanya. Hal senada dikemukan, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kemenag Abdul Djamil. Ia mengatakan kontrak pemondokan di Makkah dan Madinah sudah selesai.

"Ada 112 hotel yang kami sewa untuk sekitar 155.000 jamaah haji tahun ini," katanya.

Ia mengatakan sebagian besar pemondokan berupa hotel-hotel bagus, yang akan membawa konsekuensi biaya makan jamaah membengkak, karena harga makanan dan minuman pasti lebih mahal. "Jamaah pindah ke hotel yang bagus walaupun jauh, konsekuensi makannya juga bagus, harganya bagus," katanya. Hal itu diperkirakan akan membuat pengeluaran jamaah meningkat.

Karpet Selain itu, Menag Lukman Hakim Saifuddin juga mengatakan pihaknya berupaya mengganti karpet pada tenda-tenda jamaah pada proses pelaksanaan haji dan menambah penyejuk udara di tenda. "Dengan suhu ekstrem, kami akan berupaya, karpet diganti dan tambahan penyejuk udara. Selama ini tidak ada penyejuk udaranya di tenda," ujarnya.

Kemenag juga akan melipatgandakan pasokan air minum membantu jamaah mengatasi cuaca ekstrem yang panas, pada proses haji tersebut. "Jumlah air minum akan ditambah dua kali lipat," katanya. Diperkirakan suhu udara pada wukuf di Arafah bisa mencapai 53 derajat celcius.

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015