Kami memahami bahwa situasi ini menciptakan perasaan yang campur aduk bagi keluarga, di satu sisi ini merupakan bukti fisik bahwa telah terjadi kecelakaan pesawat MH370
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri RI telah melakukan kontak lagi dengan keluarga korban pesawat Malaysia Airlines MH370 selama seminggu terakhir, terkait penemuan serpihan pesawat di Pulau Reunion di Samudera Hindia, yang diduga kuat bagian dari pesawat nahas yang hilang pada Maret 2014.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kemlu Lalu Muhammad Iqbal mengatakan di Jakarta, Kamis, bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan keluarga dari tujuh WNI yang menjadi penumpang MH370 dan berkoordinasi dengan perwakilan MAS di Jakarta terkait penemuan serpihan bagian pesawat tersebut.

"Kami juga telah menunjuk contact person di Direktorat PWNI untuk masing-masing keluarga," kata dia.

Saat ini, Iqbal menambahkan bahwa pihaknya juga telah mendaftar berkas-berkas yang akan dibutuhkan untuk mengklaim hak-hak korban nantinya.

Kemlu RI juga menyampaikan simpati yang mendalam kepada pihak keluarga korban.

"Kami memahami bahwa situasi ini menciptakan perasaan yang campur aduk bagi keluarga, di satu sisi ini merupakan bukti fisik bahwa telah terjadi kecelakaan pesawat MH370," kata dia.

Namun, di sisi lain, Iqbal mengatakan penemuan serpihan tersebut menjadi kebenaran yang tidak dapat ditolak bahwa kemungkinan besar semua penumpang dan awak pesawat telah meninggal dunia.

"Meskipun demikian, kebenaran yang nyata selalu lebih baik dari pada ketidakjelasan," kata dia.

Terkait hak-hak korban, Iqbal mengatakan saat pesawat dinyatakan hilang pada Maret 2014 lalu, pihak asuransi telah memberikan pembayaran awal dan kini pihak keluarga diharapkap untuk mulai mengurus hak-hak mereka.

"Meskipun kita tahu bahwa apapun kompensasi yang akan mereka dapat tidak akan dapat menggantikan rasa kehilangan," kata Iqbal.

Pada Kamis pagi, Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak telah mengumumkan bahwa serpihan pesawat yang ditemukan di Pulau Reunion milik Prancis di Samudera Hindia dipastikan merupakan sebagian dari komponen pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang pada Maret 2014.

Pesawat MH370 penerbangan dari Kuala Lumpur ke Beijing, Tiongkok, membawa 239 penumpang, termasuk tujuh WNI dan kru, dinyatakan hilang pada 8 Maret 2014.

Tim penyelidik internasional secara konklusif mengesahkan serpihan pesawat yang ditemui di Pulau Reunion adalah milik MH370.

Kepastian tersebut diperoleh setelah mendapatkan keterangan dari tim penyelidik internasional yang telah membuat penyelidikan terhadap serpihan pesawat tersebut di sebuah laboratorium di Toulouse, Prancis.

Pewarta: A Fitriyanti
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015