Begitu ada kejadian, maka proses hukum yang jalan ..."
Semarang (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengimbau seluruh pihak untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya perpeloncoan saat orientasi kegiatan ekstrakurikuler.

"Segala pelanggaran tak akan lagi didiamkan dan dibiarkan. Secara umum, aturannya jelas. Pelecehan, perpeloncoan, dan kekerasan sudah tahu kalau dilarang," katanya di Semarang, Jumat.

Hal tersebut diungkapkan mantan Rektor Universitas Paramadina Jakarta itu saat membuka Pekan Budaya Indonesia di Lapangan Pancasila Simpanglima Semarang, Jawa Tengah.

"Kalau orientasi siswa baru pada minggu pertama lebih bisa dikontrol karena ada periode dan ada aktivitas sekolahnya," katanya.

Namun, ia mengingatkan, pada minggu-minggu ke depan ada banyak orientasi ekstrakurikuler bagi siswa baru yang berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya kerap menimbulkan masalah.

"Makanya, saya minta kepala daerah, kepala dinas, kepala sekolah dan orang tua siswa harus mengantisipasi ini," ujarnya.

Ia mengemukakan, selama bertahun-tahun tindak perpeloncoan yang mewarnai masa orientasi siswa (MOS) seperti dibiarkan, namun mulai tahun ini tindak pelanggaran semacam itu tidak bakal dibiarkan lagi.

Sebagai contoh, menurut dia, MOS Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Al Hikmah di Garut, Jawa Barat, yang menelan korban, yakni seorang siswanya akibat terseret arus sungai saat mengikuti kegiatan orientasi.

"Seperti di Garut, proses hukum yang jalan. Sekarang ini penegak hukum yang menangani. Ini sekaligus menjadi pesan bagi semuanya. Begitu ada kejadian, maka proses hukum yang jalan," katanya.

Berkaitan dengan itu, Anies meminta seluruh pihak, termasuk orang tua siswa untuk segera melaporkan begitu ada kegiatan MOS di sekolah yang menyimpang dari aturan sebagai langkah antisipasi.

"Jika melihat tanda aktivitas yang menyimpang, maka langsung laporkan. Bisa ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun ke pejabat daerah," demikian Anies Baswedan.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015