Ramallah (ANTARA News) - Rakyat Palestina pada Sabtu (8/8) berduka atas meninggalnya Saad Dawabsheh, ayah bayi yang meninggal dalam serangan pembakaran oleh pemukim ekstremis Yahudi pekan lalu, dan menyerukan agar mereka yang bertanggung-jawab diadili.

"Organisasi rakyat, kota praja, faksi dan rakyat kami di seluruh Tepi Barat Sungai Jordan mesti membentuk komite penjaga guna mencega serangan serupa," kata Ahmed Assaf, Juru Bicara Faksi Fatah, pimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, di Tepi Barat.

Pada Jumat, 31 Juli, sekelompok pemukim Yahudi yang tak dikenal membakar rumah keluarga Dawabsheh di Desa Duma, dekat Nablus, Tepi Barat. Api membakar seluruh rumah, menewaskan Ali Dawabsheh --yang berusia 18 bulan, dan membuat ayah Ali, Saad, ibunya, Reham dan saudaranya, Ahmed, empat tahun, menderita luka sangat parah.

Saad Dawabsheh menderita luka bakar 80 persen di tubuhnya dan berjuang melawan maut selama lebih dari satu pekan di satu rumah sakit di Beer Sheva, Israel Selatan. Namun akhirnya ia menyerah pada luka-lukanya, kata media setempat.

Ghassan Daghlas, pejabat Palestina yang bertugas di Tepi Barat, mengatakan pada Sabtu pagi satu kelompok lagi pemukim Yahudi berusaha membakar rumah lain di desa Arab Kanana, dekat Duma, dengan melemparkan bom bensin ke dalam rumah tersebut.

"Warga dengan cepat bisa memadamkan api, menyelamatkan keluarga yang tinggal di rumah itu dan memburu para penyerang --yang melarikan diri," kata Daghlas.

Menteri Kesehatan Palestina Jawad Awad mengatakan di dalam siaran pers bahwa kejahatan semacam itu tak bisa dimaafkan dan para penjahat tersebut harus diseret ke pengadilan.

Sementara itu, Husam Badran, Juru Bicara Gerakan Perlawan Islam (HAMAS), seperti dikutip dari Xinhua mengatakan, "Satu-satunya cara untuk menghentikan pemukim pembunuh itu dan kejahatan mereka setiap hari ialah menyerang mereka di mana saja."

HAMAS juga mengatakan dalam selebaran terpisah yang dikirim kepada wartawan, "Kelompok perlawanan bersenjata yang berani di Tepi Barat sedang mempersiapkan diri untuk membalas kejahatan berupa pembunuhan bayi dan ayahnya. Kematian mereka akan mendesak kelompok perlawanan Palestina untuk melancarkan serangan dan balas dendam yang menyakitkan bagi darah para syuhada."

Serangan pembakaran oleh pemukim ekstremis Yahudi terhadap rumah dan harta orang Palestina, serta masjid dikutuk banyak kalangan masyarakat internasional.

Banyak negara, organisasi dan kelompok hak asasi manusia menyeru Pemerintah Yahudi agar mengakhiri serangan itu --yang bisa menyeret seluruh Wilayah Timur Tengah ke dalam kerusuhan tanpa akhir.

(C003)

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015