Kunduz, Afghanistan (ANTARA News) - Serangan Taliban di Afghanistan utara menyebabkan setidaknya 21 orang kehilangan nyawa, kata para pejabat, Minggu.

Insiden itu terjadi setelah gelombang pengeboman maut di ibu kota di saat pemberontakan meningkat, menyusul adanya peralihan kekuasaan yang sengit.

Kementerian dalam negeri Afghanistan mengatakan seluruh korban yang tewas pada Sabtu petang di distrik Khanabad, provinsi Kunduz, itu adalah warga sipil kendati pejabat-pejabat setempat menyebut para korban sebagai milisi-milisi anti-Taliban.

Taliban menyatakan bertanggung jawab atas serangan, yang terjadi setelah pengeboman bertubi-tubi di Kabul menewaskan setidaknya 51 orang pada Jumat. Insiden itu merupakan yang paling banyak menjatuhkan korban tewas selama bertahun-tahun di ibu kota.

Kunduz merupakan provinsi bergejolak, tempat Taliban baru-baru ini hampir merebut kota Kunduz dalam ancaman paling serius yang dialami ibu kota sejak invasi pimpinan Amerika Serikat ke Afghanistan dimulai pada 2001.

Pasukan NATO pimpinan AS telah mengakhiri misi tempur mereka di Afghanistan pada Desember tahun lalu kendati sebanyak 13.000 tentara disisakan untuk tetap tinggal di negara itu guna memberikan pelatihan dan melakukan operasi-operasi antiterorisme.

Pengeboman Jumat di Kabul tersebut terjadi di dekat sebuah kompleks tentara, akademi kepolisian serta markas pasukan khusus AS hingga menewaskan setidaknya 51 orang, kata para pejabat.

Pengeboman itu merupakan serangan-serangan besar yang terjadi sejak Mullah Akhtar Mansour diangkat sebagai pemimpin Taliban yang baru dalam peralihan kekuasaan sengit setelah para pemberontak menyatakan pemimpin lama mereka, Mullah Omar, sudah meninggal.
(T008)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015