Beirut (ANTARA News) - Front Nusra yang ada kaitannya dengan Alqaeda mundur dari posisi-posisi garis depan melawan ISIS di utara Aleppo dan menyerahkan semuanya kepada pihak pemberontak dengan meninggalkan wilayah di Suriah utara di mana Turki ingin membangun zona penyangga itu.

Front Nusra mengkritik rencana Turki-AS mengusir ISIS dari wilayah perbatasan Suriah-Turki dengan mengatakan rencana itu hanya demi kepentingan Turki, bukan untuk memerangi rezim Presiden Bashar al-Assad.

Front Nusra yang juga memusuhi ISIS ini mengatakan turut serta dalam kampanye Turki-AS memerangi ISIS adalah haram.

"Menghadapi skenario saat ini, satu-satunya opsi kami adalah mundur dan meninggalkan posisi garis depan (melawan ISIS) di pedesaan Aleppo utara dari faksi apa pun di wilayah-wilayah ini," kata Front Nusra.

Namun Front Nusra akan mempertahankan garis depan melawan ISIS di daerah lain, termasuk Provinsi Hama dan pegunungan Qalamoun dekat perbatasan Lebanon.

Bulan lalu, Front Nusra menahan para prajurit pemberontak didikan AS di Suriah utara dan memperingatkan yang lainnya untuk meninggalkan program pelatihan militer AS untuk memerangi ISIS.

Front Nusra menyebut rencana pemerintah Turki membangun zona penyangga hanya untuk mencegah berdirinya sebuah negara Kurdi di bagian tenggara Turki.

Milisi Kurdi Suriah YPG, sekutu AS dalam perang melawan ISIS, mengusai sekitar 400 km daerah perbatasan sampai ke utara Aleppo, demikian Reuters.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015