Malang (ANTARA News) - Laga persahabatan antara Arema dengan Persib Bandung pada puncak perayaan ulang tahun ke-28 Arema di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Selasa malam, diharapkan menjadi awal "perdamaian" dua tim yang selama ini kurang harmonis.

Rivalitas antara Arema dan Persib Bandung sudah berlangsung lama, baik di dalam maupun luar lapangan, dan pertandingan persahabatan diharapkan mampu menjadi pereda hawa panas.

Pelatih Persib Bandung Djajang Nurdjaman menyatakan selama ini pertemuan kedua tim, baik di Malang maupun Bandung, selalu diwarnai keributan antar suporter sehingga anggota masing-masing tim harus masuk dan keluar stadion menggunakan kendaraan taktis dengan pengawalan ketat polisi.

"Harapan kami kondisi seperti itu bisa diubah dalam momen pertandingan persahabatan untuk perayaan ulang tahun Arema," katanya.

"Selama ini kalau kami main di Malang selalu pakai rantis, demikian pula sebaliknya, kalau Arema ke Bandung juga diperlakukan sama. Seharusnya itu tidak perlu terjadi di pertandingan nanti, tapi sebagai jaminan kami berharap tetap dapat pengawalan yang maksimal," kata Djajang Nurdjaman.

"Kami berharap pertandingan nanti malam bisa jadi tontonan menarik sekaligus pionir pertandingan-pertandingan berikutnya di Tanah Air," ujarnya.

Tim Arema pun punya harapan yang sama. Mereka berharap Aremania bisa menunjukkan sikap sportif dan positif serta menjadi tuan rumah yang baik bagi Persib.

Untuk memunculkan perubahan positif, panitia merancang konsep pengawalan tim Persib Bandung yang melibatkan Aremania.

"Nanti tim Persib dari hotel ke stadion akan dikawal Aremania, namun tetap ada pengawalan dari unsur TNI dan Polri. Kami berharap Aremania bisa menyambut tim Persib dengan aman," kata Ketua Panpel Arema Abdul Haris.

Meski telah disiapkan konsep pengawalan rombongan tim yang melibatkan Aremania, panitia tetap menyiagakan kendaraan taktis tentara sebagai standar pengamanan.

Kedua tim berharap para pendukung mereka bisa menahan diri.

Dalam beberapa tahun terakhir hubungan Arema dan Persib Bandung, termasuk suporter mereka, kurang harmonis. Setiap pertandingan, baik di Malang maupun Bandung, hampir tidak pernah bebas dari keributan meski akhirnya bisa diredam dan didamaikan.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015