Yangon (ANTARA News) - Myanmar memulangkan 159 pendatang asal Bangladesh, yang diselamatkan dari kapal di lepas pantai pada Mei, kata pejabat, Selasa.

Itu merupakan kelompok terakhir yang dipulangkan setelah bencana pendatang melanda Asia Tenggara.

Lebih dari 800 pria, wanita, dan anak-anak diselamatkan dari kapal yang ditinggalkan kelompok penyelundup di Teluk Benggala dalam beberapa bulan belakangan, setelah Thailand menggelar pemberantasan penyelundupan orang yang membuat penyelundup meninggalkan muatan manusia mereka di darat dan laut.

Perkara itu memicu upaya panjang Myanmar dan Bangladesh untuk melakukan verifikasi guna menentukan kewarganegaraan pendatang tersebut. Kedua pihak pada awalnya tidak menunjukkan niat menerima mereka.

Pada Senin, pihak berwenang Myanmar menyerahkan 159 orang ke pihak Bangladesh, seperti dilaporkan media Myanmar yang juga menunjukkan barisan lelaki muda menyeberangi jembatan dengan dikawal tentara bersenjata.

Meski demikian, sejumlah imigran masih menjalani verifikasi.

"Sekitar 230 warga Bangladesh sisanya akan dipindahkan segera. Pihak Bangladesh menjalankan proses verifikasi ketat," kata seorang pejabat pemerintah di Rakhine yang menolak disebutkan namanya kepada AFP.

Ia mengatakan pemulangan terakhir itu tertunda karena banjir yang melanda Myanmar dalam beberapa pekan ini.

Krisis imigran yang melanda Asia Tenggara awal tahun ini, menjadikan sorotan tertuju pada usaha ilegal bernilai jutaan dolar yang muncul untuk menyelundupkan imigran yang putus asa.

Sebagian besar dari mereka adalah warga Muslim Rohingya dari Myanmar serta imigran ekonomi dari Bangladesh yang mengarungi perjalanan berbahaya dengan harapan menemukan hidup yang lebih baik, biasanya menuju Malaysia via Thailand.

Beberapa kelompok imigran sebelumnya sudah dipulangkan ke Bangladesh pada Juni dan Juli.
(Uu.S022)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015