Washington (ANTARA News) - Departemen Luar Negeri AS, Senin, menyambut pembebasan pegiat hak asasi manusia Suriah Mazen Darwish, dan menuntut pembebasan segera puluhan ribu orang, yang disebutnya ditahan tanpa pengadilan yang adil.

Departemen Luar Negeri menyerukan pencabutan semua tuduhan terhadap Darwish, direktur Pusat Media dan Kebebasan Berekspresi Suriah (SCM), yang ditangkap pada Februari 2012 bersama dua rekannya.

"Kami mencatat laporan bahwa sementara Mazen Darwish tidak lagi dipenjara, kami tahu bahwa ia masih menghadapi sidang untuk karyanya sebagai pegiat hak asasi manusia," kata juru bicara Departemen Luar Negeri John Kirby dalam sebuah pernyataan, seperti dilaporkan AFP.

"Kami menyerukan kepada rezim Suriah untuk mencabut semua tuduhan yang tersisa terhadap Mazen Darwish."

Rekan Darwish, Hussein Ghreir dan Hani al-Zaitani dibebaskan bulan lalu.

Kirby juga menyerukan "pembebasan segera" dari tahanan lain di Suriah, dan mengutuk penganiayaan tahanan.

"Amerika Serikat mengutuk keras pemenjaraan oleh rezim terhadap puluhan ribu warga Suriah tanpa pengadilan yang adil, termasuk wanita, anak-anak, dokter, penyedia bantuan kemanusiaan, pembela hak asasi manusia, wartawan, dan lain-lain yang secara rutin menjadi subjek penyiksaan, kekerasan seksual, dan kondisi tidak manusiawi," kata pernyataan itu.

Darwish, seorang kritikus terkemuka rezim Suriah, dituduh "mempromosikan tindakan teroris" dan dijadwalkan untuk menerima vonis pada 31 Agustus, kata istrinya Yara Bader.

Darwish, yang berusia awal 40-an, telah menerima beberapa penghargaan sebagai bukti pengakuan atas karyanya, termasuk pada bulan Mei, hadiah tahunan kebebasan pers UNESCO dan Penghargaan Martabat Manusia Roland Berger 2011.

Perang Suriah dimulai pada Maret 2011 dan telah menewaskan lebih dari 240 ribu orang.

Sekitar 200 ribu orang ditahan di pusat penahanan pemerintah Suriah, penjara dan fasilitas keamanan, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

Pada 2014, Presiden Bashar al-Assad menandatangani amnesti yang seharusnya membebaskan puluhan ribu tahanan politik, tetapi aktivis hak asasi manusia mengatakan hanya beberapa ratus yang benar-benar dibebaskan.

Pada pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS John Kerry bertemu dengan timpalannya dari Rusia, Sergei Lavrov, untuk membahas situasi di Suriah, dan kemungkinan melanjutkan proses politik untuk menyelesaikan konflik empat tahun.

Kirby mengatakan "pembicaraannya cukup eksploratif".
(Uu.G003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015