Dia memang pemain nomor satu dunia, tapi hari ini dia mengalahkan saya dengan poin maksimal
Jakarta (ANTARA News) - Tunggal putra Denmark Viktor Axelsen bangga telah memaksa atlet unggulan Tiongkok Chen Long untuk bermain hingga poin maksimal pada game kedua pertandingan perempat final Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2015.

"Saat mengingat penampilan-penampilan saya sebelumnya, saya bangga pada diri sendiri. Dia memang pemain nomor satu dunia, tapi hari ini dia mengalahkan saya dengan poin maksimal," kata Axelsen selepas pertandingan di Stadion Istora Senayan, Jakarta, Jumat.

Atlet Denmark peraih medali perunggu Kejuaraan Dunia 2014 itu kalah dari Chen Long 18-21, 29-30 dalam waktu 65 menit.

Axelsen mengklaim hampir memenangkan game kedua pada saat poin-poin terakhir namun lawannya yang menyabet medali emas Kejuaraan Dunia 2014 itu justru yang menutup pertandingan dengan kemenangan.

"Saya sudah berusaha mengontrol pertandingan. Tapi, saya kesulitan untuk menemukan ritme permainan," ujar pebulutangkis yang menjadi pemain unggulan ketujuh dalam Kejuaraan Dunia 2015 itu.

Axelsen berharap dapat bertanding hingga game ketiga pada perempat final untuk meraih satu kemenangan atas Chen Long setelah lima kali pertemuan sebelumnya selalu kalah.

"Target saya sebenarnya sampai putaran final. Tapi, saya hanya bisa sampai sini. Saya juga hampir mengalahkannya di Australia. Saya yakin suatu hari dapat mengalahkannya," kata Axelsen.

Sementara, Chen Long mengatakan pertandingan melawan Axelsen sangat ketat dan mereka saling berusaha menyerang untuk merebut kemenangan.

"Pertandingan tadi sangat menguras tenaga karena dia memberikan serangan yang panjang hingga poin ke-30," kata Chen Long.

Walapun tenaganya telah terkuras banyak demi mengalahkan Axelsen, Chen Long akan kembali mempersiapkan diri untuk pertandingan semifinal menghadapi tunggal putra Jepang Kento Momota.

"Saya akan melakukan banyak persiapan untuk menghadapi Momota. Besok akan menjadi pertarungan yang sulit," kata Chen Long.



Pewarta: Imam Santoso
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015