Roma (ANTARA News) - Jumlah korban jiwa dalam bencana migran di Laut Tengah di lepas pantai Libya pada Sabtu (15/8) telah naik jadi 49 jiwa, demikian beberapa laporan lokal pada Minggu (16/8).

Sebanyak 312 migran, termasuk tiga anak kecil, diselamatkan oleh Angkatan Laut Italia dan dibawa bersama mayat rekan mereka ke Pulau Sisilia, tempat mereka direncanakan tiba pada Minggu pagi.

Semua 49 korban ditemukan tewas dan tenggelam di dalam air, bahan bakar dan kotoran manusia, kata beberapa saksi mata. Mereka berdesak-desakkan di dalam kapal penangkap ikan sekitar 21 mil di lepas pantai Libya.

Mereka meninggal setelah menghirup gas buangan di kapal tersebut, kata petugas pertolongan, sebab hanya migran yang membayar lebih lah yang diperkenankan berada di anjungan kapal.

Pemerintah di Catania, kota di Sisilia Timur yang telah menyaksikan banyak kedatangan migran melalui laut dalam beberapa bulan belakangan, mengumumkan hari berkabung setelah bencana itu.

"Tragedi ini yang merupakan akibat dari tindakan mengerikan mengingatkan kami pada tragedi Perang Dunia II," kata Wali Kota Catania Enzo Bianco, yang dikutip oleh kantor berita Adnkronos.

"Kami akan menyambut para penyintas sebagai ditegaskan dalam peradaban kita. Kami akan melaksanakan pemakaman lelaki dan perempuan malam ini. Selasa akan menjadi hari berkabung di Catania untuk menghormati mereka," tambah Bianco, sebagaimana dikutip Xinhua dari Jakarta, Senin pagi.

Sementara itu, sebanyak 415 migran termasuk puluhan anak kecil tiba di Kota Augusta, yang berdekatan, pada Ahad, setelah diselamatkan oleh saut kapal penjaga pantai Kroasia dan kapal polisi keuangan Italia di lepas pantai Libya, juga pada Sabtu.

Menteri Dalam Negeri Italia Angelino Alfano telah memperingatkan tragedi baru itu takkan jadi yang terakhir jika kekacauan yang telah dihadapi Libya setelah perang saudara yang menggulingkan Muammar Gaddafi tak diselesaikan.

Menurut perkiraan, sejak awal tahun ini, 103.000 migran melalui laut telah mendarat di Italia dan hampir 250.000 orang telah tiba di Eropa sepanjang tahun 2015 ini.

Sedikitnya 2.300 orang termasuk banyak anak kecil dilaporkan telah kehilangan nyawa saat beruaha melakukan penyeberangan yang berbahaya.

Uni Eropa (UE) telah meningkatkan hingga tiga kali lipat dan upaya pertolongan dan telah mengumumkan bahwa pertemuan puncak diselenggarakan pada November dengan negara penting Afrika guna menindas jaringan penyelundup, dan membuat pemulangan jadi lebih efektif serta memperlihatkan solidaritas kepada negara di garis depan.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015