Damaskus (ANTARA News) - Jumlah orang tewas dalam serangan udara pemerintah Suriah ke kota yang dikuasai pemberontak di luar Damaskus sudah mendekati angka 100 pada Senin.

Sementara itu, kepala badan bantuan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan kengeriannya atas insiden tersebut dan meminta agar warga sipil dilindungi.

Rangkaian serangan pada Minggu ke kota Duma, yang berada di benteng pemberontak --Ghouta Timur, merupakan salah satu serangan rezim paling berdarah selama empat tahun perang di Suriah.

Serangan terjadi hampir tepat dua tahun setelah serangan senjata kimia di wilayah yang sama. Banyak anggota masyarakat internasional menuding pemerintah Suriah sebagai pihak yang melakukan serangan senjata kimia tersebut.

Koalisi Nasional, badan oposisi utama Suriah di pengasingan, mengutuk serangan udara maupun "tanggapan biasa-biasa saja" yang ditunjukkan masyarakat internasional terhadap tewasnya para warga sipil dalam perang.

Setidaknya 96 orang kehilangan nyawa dalam 10 serangan udara di sebuah pasar, demikian menurut lembaga pemantau yang bermarkas di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights.

Sebanyak 240 lainnya luka-luka dan jumlah orang tewas terus bertambah di saat mereka yang cedera berada dalam kondisi serius.

Kepala Observatory Rami Abdel Rahman mengatakan pesawat pemerintah telah melancarkan empat serangan udara berikutnya ke Douma pada Senin pagi. Namun, ia belum memberikan keterangan rinci mengenai korban tewas.

Seorang juru foto AFP pada Minggu menggambarkan serangan itu sebagai yang terburuk yang pernah diliputnya di kota tersebut.

(T008) 

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015