Kiev (ANTARA News) - Pertempuran antara pasukan pemerintah dan gerilyawan pro-kemerdekaan di Ukraina Timur meningkat pada malam hari dan menewaskan sedikitnya 11 orang menurut laporan dari pihak yang bertikai pada Senin (17/8).

Juru Bicara Militer Ukraina Andriy Lysenko mengatakan dua prajurit pemerintah tewas dan tujuh lagi cedera dalam pertempuran yang terpusat di sekitar kubu gerilyawan di Donetsk dan di dekat Kota Pelabuhan Mariupol yang dikuasai pemerintah.

"Dalam 24 jam belakangan, konflik di Ukraina Timur terus meningkat. Di arah Donetsk dan Mariupol, musuh secara aktif menggunakan senjata berat, termasuk senjata bukan roket dan artileri," kata Lysenko dalam satu taklimat kepada media.

Biro pers Kementerian Dalam Negeri Ukraina menyatakan seorang perempuan berusia 22 tahun dan lelaki berumur 34 tahun tewas selama pengeboman di kota Sartana di pinggiran Mariupol pada malam hari. Enam orang lagi, termasuk seorang anak kecil, cedera dalam pengeboman tersebut.

Selain itu, seorang lelaki berusia akhir 50-an tewas ketika satu bom menghantam rumahnya di Kota Krasnogorovka, 30 kilometer di sebelah barat Donetsk.

Militer Ukraina menyatakan gerilyawan telah melancarkan serangan baru terhadap mereka untuk merebut Mariupol, tapi pasukan gerilyawan membantahnya.

Gerilyawan malah menuduh tentara pemerintah "melakukan provokasi" dengan tujuan merebut kembali Donetsk dan kota kecil lain di dekatnya.

Kantor berita DAN, yang dioperasikan oleh gerilyawan, menyatakan sedikitnya enam warga sipil tewas dan delapan lagi cedera dalam bentrokan di Donetsk dan pinggirannya pada Senin malam.

Jumlah korban jiwa dalam pertempuran satu hari terakhir itu adalah yang paling banyak sejak pihak yang bertikai di Ukraina Timur menandatangani kesepakatan gencatan senjata pertengahan Februari.

Lebih dari 6.800 orang tewas dan 17.100 orang lagi cedera sejak bentrokan meletus pada April 2014 di Ukraina Timur, demikian seperti dilansir kantor berita Xinhua.(Uu.C003)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015