Jakarta (ANTARA News) - Anggota Fraksi Partai Golkar DPR Firman Subagyo mengingatkan Menko Kemaritiman Rizal Ramli menyadari posisinya sebagai menteri bukan sebagai pengamat atau Lembaga Swadaya Masyarakat.

"Menteri Rizal Ramli ini sudah salah kaprah. Sebaiknya dia menyadari posisinya sebagai menteri yang secara kolektif bertanggung jawab terhadap kinerjanya kepada Presiden dan wakilnya karena Pilpres dipilih langsung secara paket. Bukan memposisikan seperti oposan atau LSM yang menantang debat dengan Wapres. Itu tidak ada dalam budaya dan etika orang Indonesia," kata anggota FPG DPR RI Firman Subagyo di Jakarta, Rabu.

Hal tersebut disampaikan Firman terkait pernyataan Menko Kemaritiman Rizal Ramli yang menantang Wapres JK untuk berdebat soal target pembangunan pembangkit listrik 35 ribu Megawatt.

Menurut Firman, Rizal harus berkonsentrasi di bidangnya, yakni kemaritiman.

Firman mengingatkan Presiden Joko Widodo memilih dan menunjuk Rizal Ramli dengan harapan bisa lebih baik kinerja Menko Kemaritiman tersebut.

"Jangan justru lebih jeblok dari menteri sebelumnya. Dan dia jangan mimpi dirinya sebagai Menko Perekonomian ?," kata Firman.

Menurut Firman hal semacam ini hanya akan menimbulkan kegaduhan-kegaduhan dan kontroversi yang justru akan semakin memperburuk suasana di pemerintahan Jokowi-JK.

"Lebih baik Rizal Ramli menjiwai apa yang dimaksudkan dengan Kabinet Kerja. Harusnya kerja, kerja dan kerja justru jangan jadi pengamat," katanya.

Firman menantang Rizal untuk memikirkan bagaimana nelayan yang tidak bisa melaut. Bagaimana bisa menangkap mafia perikanan dan memenjarakan pencuri ikan.

"Jangan hanya kapal-kapalnya saja yang dibakar tanpa ada satu pun aktornya di gelandang ke meja hijau," kata Firman.

Firman berharap para menteri menyadari hal ini sedikit bicara tetapi banyak bekerja bukan sebaliknya banyak bicara karena tidak bisa bekerja.

"Kalau mau mengomentari kinerja pemerintah, sebaiknya ke luar menjadi pengamat atau LSM saja," kata Firman.

Pewarta: Jaka Suryo
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015