Bantul (ANTARA News) - Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian Justan Riduan Siahaan memprediksi dampak fenomena El Nino yang terjadi di sebagian wilayah Indonesia tidak akan mengganggu pencapaian target produksi padi.

"Dampak El Nino terhadap pertanian itu kecil, dan tidak mengganggu target produksi nasional, ramalannya tidak mengganggu," katanya usai menghadiri panen raya padi di Desa Argosari Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu.

Menurut Irjen, El Nino yang terjadi bertepatan dengan musim kemarau tahun ini diakui berdampak pada kegiatan pertanian yang memerlukan air irigasi, namun tidak semua wilayah terkena dampaknya, karena hanya sebagian wilayah.

"El Nino ini berdampak pada wilayah daerah selatan khatulistiwa sehingga kalau di wilayah Jawa, sebagian besar tidak, mungkin di wilayah NTB (Nusa Tenggara Barat) iya (terkena dampak)," katanya.

Namun demikian, saat ditanya berapa persentase lahan pertanian yang mengalami kekeringan akibat kemarau dan El Nino, pihaknya mengaku tidak mengetahui, namun menurutnya angkanya tidak besar.

"Saya tidak tahu angka persisnya, namun kemarin dari Pak Menteri kalau tidak salah (sawah yang diprediksi terdampak El Nino) angkanya sekitar 17.000 hektare secara nasional," kata dia.

Irjen Kementan juga mengatakan masih adanya lahan pertanian yang kemungkinan mengalami gagal panen akibat musim kemarau karena petani belum menggunakan teknologi dalam memprediksi alam dalam menentukan musim tanam.

"Padahal kalau mereka pelajari alam kapan sih waktu baik tanam, kapan (perkiraan) waktu panennya, mengolah tanah itu memang butuh tenaga, dan di mana-mana panen itu dibuat saat kemarau, menanam saat hujan," katanya.

Pewarta: Heri Sidik
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015