Pekanbaru (ANTARA News) - Kabut asap yang menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau sejak Rabu siang semakin tebal menjelang malam dan memperpendek jarak pandang.

Dari pantauan Antara pada pukul 22.00 WIB jarak pandang di jalan-jalan Kota Pekanbaru sangat terbatas dan hanya berkisar 700 meter. Akibatnya, para pengendara kendaraan harus ekstra berhati-hati mengingat jarak pandang yang terus memburuk.

Kabut asap yang terjadi di Kota Pekanbaru sejatinya telah mulai terlihat sejak Selasa lalu (18/8) namun semakin hari kondisinya menjadi memburuk. Salah seorang warga Pekanbaru, Imelda Yusra (24), mengatakan dirinya tidak menyangka jika kabut asap kembali menyelimuti Pekanbaru setelah terlihat terakhir kali akhir Juli lalu. Dirinya mengaku khawatir dengan kondisi seperti ini karena dampak yang disebabkan kabut sangat merugikan.

"Saya mulai sadar ada kabut sejak kemarin sore, namun saat itu kondisinya masih tipis. Sekarang kabut terus menebal. Ini sangat mengkhawatirkan," ujarnya.

Sementara itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau menyatakan kabut asap yang terjadi ini merupakan kiriman dari provinsi tetangga.

"Asap yang menyelimuti Pekanbaru dan sejumlah daerah hari ini, bukan dari aktivitas kebakaran hutan dan lahan di Riau. Akan tetapi merupakan kiriman dari Jambi dan Sumsel," tegas Kepala BPBD Provinsi Riau, Edwar Sanger.

Menurut dia, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi pada kedua provinsi tetangga tersebut saat ini telah diperparah oleh arah angin itu sendiri.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru yang diterima pihaknya menyatakan, bahwa angin bertiup dari Selatan menuju arah Tenggara dan melewati Provinsi Riau.

"Arah angin saat ini ke Tenggara, makanya kita terkena imbas dari karhutla. Kalau kabut asap kiriman ini, kita tidak bisa berbuat banyak karena bukan bersumber dari Riau," katanya.

Sementara untuk karhutla di Provinsi Riau sendiri, Edwar menjelaskan, BPBD meyakini masih dalam kondisi aman dan terkendali dengan baik.

"Untuk di Riau, hari ini hanya terdeteksi sedikit titik panas seperi di Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Kampar. Tadi pagi sudah kita kerahkan helikopter Sikorsky ke sana untuk melacak dan melakukan pemadaman," terangnya.

BMKG Stasiun Pekanbaru hari ini atau Rabu (19/8), mendeteksi sebanyak 672 titik panas yang tersebar di sembilan provinsi di Pulau Sumatera.

"Satelit Terra dan Aqua pada hari ini pada pukul 05.00 Win mendeteksi 672 titik panas di Sumatera. Jambi dan Sumsel merupakan penyumbang titik panas terbanyak dengan masing-masing 224 dan 302 titik panas," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin.

Ia menjelaskan, tujuh provinsi penyumbang titik panas lain adalah Lampung 26 titik panas, Bengkulu tujuh titik panas, Kepulauan Riau satu titik panas, Sumatera Utara tiga titik panas, Bangka Belitung 26 titik panas, dan Sumatera Barat empat titik panas.

Sementara itu ia mengatakan di Provinsi Riau sendiri terdeteksi sebanyak 84 titik panas yang menyebar delapan kabupaten.

Pewarta: Fazar Muhardi & Anggi Romadhoni
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015