Ramadi, Irak (ANTARA News) - Sebanyak 20 orang tewas dan 31 orang lagi cedera pada Rabu (19/8), dalam serangan bom mobil bunuh diri dan bentrokan dengan petempur Negara Islam (ISIS) di Provinsi Anbar, Irak Barat, kata satu sumber keamanan provinsi.

Pasukan keamanan dan milisi sekutunya, yang dikenal dengan nama Hashd Shaabi --atau Gerakan Rakyat, melancarkan operasi terhadap posisi ISIS di Albu-Eitha di sebelah timur-laut Ibu Kota Provinsi itu, Ramadi --yang dikuasai ISIS. Operasi tersebut memicu bentrokan dengan petempur ISIS, kata sumber tersebut --yang tak ingin disebutkan jatidirinya-- kepada Xinhua.

Selama pertempuran itu, seorang pembom bunuh diri menabrakkan kendaraan militernya, yang dipenuhi peledak, ke tentara yang sedang bergerak maju dan meledakkanya, kata Xinhua, Kamis pagi. Sementara itu enam lagi bom pinggir jalan meledak dan peluru mortir menghantam kendaraan militer, sehingga 15 prajurit dan anggota Hashd Shaabi tewas serta 22 orang lagi cedera, kata sumber tersebut tanpa memberi perincian lebih lanjut mengenai jumlah korban di pihak gerilyawan.

Tiga orang tewas dan lima orang lagi cedera ketika anggota ISIS menggempur satu kantor polisi di Kota Kecil Khaldiyah, kata sumber itu.

Masih di provinsi yang sama, anggota ISIS membom Kamp Militer Al-Mazraa --yang menampung prajurit militer dan anggota milisi Hashd Shaabi di sebelah timur Kota Fallujah, yang dikuasai gerilyawan, menewaskan dua prajurit dan melukai beberapa orang lagi, kata sumber tersebut.

Pada 13 Juli, Pemerintah Irak mengumumkan dimulainya serangan besar terhadap anggota ISIS guna membebaskan kota kecil dan kota besar penting di Provinsi Anbar, yang terbesar di Irak, dari cengkeraman ISIS.

Pasukan keamanan Irak dan anggota Hashd Shaabi telah bertempur selama berbulan-bulan untuk merebut kembali kota kecil dan kota besar di Provinsi Anbar, sejak anggota ISIS menguasai sebagian kota itu dan berusaha bergerak maju ke arah Ibu Kota Irak, Baghdad,. Tapi serangan balasan oleh pasukan keamanan dan anggota milisi sekutunya telah memukul mundur gerilyawan.

(Uu.C003)

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015