Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan kenaikan harga daging ayam di sejumlah daerah di tanah air merupakan dampak dari turunnya persediaan daging sapi, dimana telah terjadi peralihan konsumsi.

"(Kenaikan harga) daging ayam ini ada hubungannya dengan daging sapi. Harga daging sapi naik, orang-orang beralih ke daging ayam. Karena permintaan tiba-tiba beralih ke daging ayam, maka naiklah (harga daging) ayam," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Kamis petang.

Menurunnya persediaan daging sapi di sebagian daerah mengakibatkan masyarakat mengganti menu protein hewan mereka, salah satunya ke daging ayam.

"Yang biasanya makan sate sapi jadi (makan) sate ayam, yang biasanya makan steak kini jadi makan ayam goreng. Jadi, kalau harga daging sapi turun maka yang ini (harga daging ayam) akan turun juga," jelasnya.

Oleh karena itu, Pemerintah saat ini berupaya untuk menambah persediaan daging sapi di dalam negeri dengan cara mengimpor dari Australia.

"Dari Pemerintah ya dengan menambah suplai daging sapi, impor juga dibolehkan. Diharapkan kalau harga daging sapi turun, maka daging ayam juga ikut turun," kata Wapres.

Lonjakan harga daging ayam di sejumlah daerah menyebabkan daya beli konsumen melemah, sehingga para pedagang mengurangi jumlah barang dagangannya karena terus merugi.

Di Kota Binjai, Provinsi Sumatera Utara, harga satu kilogram daging ayam naik dari sebelumnya Rp22.000 menjadi Rp33.000.

Bahkan di Kota Dumai, Provinsi Riau, harga satu kilogram daging ayam bisa menembus hingga Rp40.000.

Terkait hal itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menjamin harga dan pasokan ayam dari peternak dapat segera normal dalam waktu paling lambat satu pekan terakhir, bahkan bisa lebih cepat.

Amran menyatakan Kementerian Pertanian bersama Kementerian Perdagangan telah mengecek ketersediaan ayam langsung ke kandang-kandang peternak.

"Kesimpulannya, harga dan pasokan ayam di peternak masih stabil. Janjinya (peternak) satu-dua hari ini, paling lambat satu minggu lah (harga stabil)," katanya.

Menurut Amran kenaikan harga tersebut terjadi karena kurangnya pasokan ayam bibit ke peternak pasca-Lebaran, sementara stok ayam peternak sudah habis untuk memenuhi kebutuhan saat masa Lebaran.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015