Jakarta (ANTARA News) - Maskapai Penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) sedang mempertimbangkan kemungkinan rencana pembelian kembali (buyback) saham di tengah kondisi pasar modal yang bergejolak.

"Kalau aksi korporasi saya belum bisa sampaikan di sini. Kita lihat perkembangan dari perubahan di pasar modal. Secara itu semuanya memang lagi nge-drop (melemah). Kita sedang lakukan pertimbangan itu," kata Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) M Arif Wibowo usai pembukaan Pameran Indonesia Hebat, yang digelar pada 21-23 Agustus 2015, Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan pihaknya akan terus memperhatikan kondisi pasar modal terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan terkait pembelian kembali saham.

Selain itu, ia mengatakan pihaknya juga sedang menunggu jika kebijakan terkait "buyback" saham yang kemudian mempelajarinya.

"Nanti kita lihat, aturannya sudah dikeluarkan belum? Belum kan, ya nanti kita lihat aturannya, nanti kita akan atur bagaimana tindakan-tindakan (lebih lanjut)," tuturnya.

Ia mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan langkah-langkah yang diperlukan saat kebijakan telah ditetapkan. Selain itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Lebih lanjut ia mengatakan pihaknya juga akan berdiskusi lebih lanjut terkait "buyback" dengan para pemegang saham.

"Kita juga akan koordinasikan dengan pemegang saham terbesar dan pemegang saham lainnya," tuturnya.

Hingga saat ini, ia tidak dapat memastikan perkiraan nilai pembelian saham jika memang pada waktunya harus dilakukan "buyback" saham.

"Kita tidak bisa pakai spekulasi, lihat aturannya, kondisi yang terkinilah," katanya.

Sebelumnya, kementerian meminta tiga BUMN Sekuritas yaitu Mandiri Sekuritas, Bahana Securities, dan Danareksa Sekuritas untuk mengkaji kemungkinan pembelian kembali saham BUMN yang tercatat di pasar modal.

"Kajian untuk buyback dilakukan menyusul harga saham yang saat ini pada posisi rendah," kata Sekretaris Menteri BUMN Mahmudin Yasin, usai Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR, di Gedung MPR/DPR-RI, Jakarta, Senin.

Menurut Yasin, ketiga BUMN Sekuritas tersebut sesuai dengan bidangnya diarahkan untuk memberikan rekomendasi atas kajian yang dilakukan.

Sebagaimana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI dalam sepekan terakhir mengalami penurunan secara signifikan yang mengakibatkan harga saham merosot tajam.

Terpuruknya indeks secara keseluruhan antara lain didorong kekhawatiran pasar terhadap dampak krisis keuangan global yang dipicu merosotnya ekonomi Amerika Serikat dan Eropa.

Pewarta: Martha HS
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015