Palu (ANTARA News) - Jenazah AKP (anumerta) Bryan Theopany Tatontos, perwira Polri dari Brimobda Sulawesi Tengah, yang tewas setelah aksi baku tembak dengan kelompok teroris pimpinan Santoso di Poso pada Rabu (19/8) malam, diterbangkan ke Manado dari Bandara Mutiara Palu, Jumat, untuk dikebumikan di kampung halamannya.

Kapolda Sulteng Brigjen Pol Idham Azis memimpin upacara penyerahan jenazah kepada keluarga dan pelepasannya ke Manado di Ruang Torabelo, Mapolda Sulteng, setelah jenazah tersebut disemayamkan sejak Kamis (20/8) malam.

Upacara pelepasan jenazah ini disaksikan Asisten Operasi Kapolri Irjen Pol Unggung Tjahyono.

Suasana haru yang diwarnai tangisan anggota keluarga dan teman-teman korban mengiringi pengusungan peti jenazah yang tertutup bendera Merah Putih tersebut.

Kapolda Sulteng atas nama kapolri menyampaikan penghargaan kepada almarhum atas semua jasanya kepada bangsa dan negara, dan salah satu bentuk penghargaan dari pimpinan Polri, Bryan Theopany Tatontos, alumni Akademi Kepolisian 2012 dan PTIK 2013 tersebut dianugerahi kenaikan pangkat satu tingkat menjadi Ajun Komisaris Polisi (AKP).

Ibunda almarhum, Kompol Telly Lombontariang, mengaku pasrah dan tampak tegar menyaksikan peti jenazah diusung keluar ruang Torabelo Mapolda Sulteng menuju Bandara Mutiara.

"Saya terakhir kali bertemu anak saya yakni pada Mei 2015 saat dia datang mengambil kendaraan pribadinya di Manado," ujar Ny. Telly.

AKP (Anumerta) Bryan Theopany Tatontos tewas setelah terlibat aksi baku tembak dengan kelompok teroris di Pegunungan Langka, sekitar Desa Kilo, Kecmatan Poso Pesisir Utara, kabupaten Poso, Rabu (19/8) malam.

Kontak senjata itu juga menewaskan seorang anggota kelompok Santoso bernama Bado alias Osama, yang diduga warga Poso dan jenazahnya masih dalam proses otopsi dan identifikasi di Rumah Sakit Umum Bhayangkara Palu.

Kapolda Sulteng Brigjen Pol Idham Azis mengemukakan bahwa polisi menemukan sejumlah barang bukti kegiatan terorisme di lokasi baku tembak itu antara lain berupa senjata anti-tank jenis Barreta M-60 buatan Amerika Serikat berikut aminusinya serta puluhan bom lontong.

Menurut Kapolda, dengan ditemukannya senjata anti-tank di lokasi baku tembak itu semakin meyakinkan polisi adanya keterlibatan pihak luar Pulau Sulawesi dalam kegiatan terorisme di Poso.

"Kami masih menyelidiki dari mana mereka mendapatkan senjata itu," ujar Kapolda yang memimpin langsung evakuasi jenazah AKP (anumerta) Bryan di Poso, Kamis (20/8). 

Hingga kii sekitar 300 personel Polda Sulteng yang dibantu Brimob Kelapa Dua Jakarta terus melakukan penyisiran di Pegunungan Langka dan Gunung Biru untuk mengejar para teroris.

Menurut rencana, kata Kapolda, Polri akan kembali menggelar operasi pengejaran teroris di Poso dengan sandi Camar maleo III pada awal September 2015.

Pewarta: Rolex Malaha
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015